Semut jantan tidak berumur panjang. Usia mereka berkisar antara beberapa jam sampai beberapa hari setelah perkawinan. Meskipun demikian, pejantan yang sudah kawin ini meninggalkan sperma yang membentuk keturu-nannya, yang lahir bertahun-tahun setelah ia mati. Bagaimana sperma ini disimpan sehingga tetap hidup dan dapat membuahi telur untuk menghasilkan semut baru? Mungkinkah semut telah mengembangkan teknologi supercanggih dan membangun bank sperma?
Setiap ratu semut memiliki bank sperma dalam tubuhnya. Setelah menerima ejakulasi dari pejantan, sang ratu menyimpan sperma dalam kantung oval di dekat ujung perutnya. Dalam organ spermatheca ini, setiap sperma dinonaktifkan secara fisiologis dan disimpan dalam keadaan ini selama bertahun-tahun. Ketika kelak sang ratu mengeluarkan sperma ini ke saluran reproduksinya, baik satu-satu maupun dalam kelompok kecil, sperma diaktifkan kembali dan siap membuahi telur yang masuk ke saluran dari indung telur. Ini berarti bank sperma yang kita kenal 25 tahun ini melalui teknologi tinggi, telah digunakan oleh semut sejak jaman prasejarah.
Mekanisme bank sperma yang baru terpikir oleh manusia sekitar 50 tahun yang lalu, telah digunakan oleh semut selama jutaan tahun. Karena semut tidak mungkin melakukan prosedur yang digunakan manusia, seperti mendirikan laboratorium dan memasukkan mekanisme ini ke dalam tubuhnya, mereka pasti telah memiliki mekanisme seperti ini sejak awal. Jika kita menduga bahwa mekanisme ini tidak mereka miliki sejak awal, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini akan muncul.
Ketika semut muncul di dunia untuk pertama kalinya, apakah pejantannya juga mati saat upacara perkawinan? Jika tidak, mengapa sekarang mereka mati? Apakah kematian dalam upacara perkawinan ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa di alam ini yang cocoklah yang akan menang?
Karena semut jantan mati tak lama setelah upacara perkawinan, bukankah seharusnya semut sudah lama punah andai saja tidak ada tempat penyimpanan sperma yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup spesies ini?
Jika bank sperma semut sudah ada sejak semut ada pertama kalinya, siapakah yang memperlengkapi tubuh mereka dengan mekanisme ini?
Ini hanyalah beberapa contoh pertanyaan yang harus dijawab oleh mereka yang tidak percaya akan keagungan penciptaan oleh Sang Pencipta. Ribuan pertanyaan lain mengenai kelangsungan hidup spesies semut dapat saja muncul, yang masing-masing mengarah ke masalah penciptaan berencana yang tidak dapat dijawab oleh para evolusionis.
Setiap ratu semut memiliki bank sperma dalam tubuhnya. Setelah menerima ejakulasi dari pejantan, sang ratu menyimpan sperma dalam kantung oval di dekat ujung perutnya. Dalam organ spermatheca ini, setiap sperma dinonaktifkan secara fisiologis dan disimpan dalam keadaan ini selama bertahun-tahun. Ketika kelak sang ratu mengeluarkan sperma ini ke saluran reproduksinya, baik satu-satu maupun dalam kelompok kecil, sperma diaktifkan kembali dan siap membuahi telur yang masuk ke saluran dari indung telur. Ini berarti bank sperma yang kita kenal 25 tahun ini melalui teknologi tinggi, telah digunakan oleh semut sejak jaman prasejarah.
Mekanisme bank sperma yang baru terpikir oleh manusia sekitar 50 tahun yang lalu, telah digunakan oleh semut selama jutaan tahun. Karena semut tidak mungkin melakukan prosedur yang digunakan manusia, seperti mendirikan laboratorium dan memasukkan mekanisme ini ke dalam tubuhnya, mereka pasti telah memiliki mekanisme seperti ini sejak awal. Jika kita menduga bahwa mekanisme ini tidak mereka miliki sejak awal, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini akan muncul.
Ketika semut muncul di dunia untuk pertama kalinya, apakah pejantannya juga mati saat upacara perkawinan? Jika tidak, mengapa sekarang mereka mati? Apakah kematian dalam upacara perkawinan ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa di alam ini yang cocoklah yang akan menang?
Karena semut jantan mati tak lama setelah upacara perkawinan, bukankah seharusnya semut sudah lama punah andai saja tidak ada tempat penyimpanan sperma yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup spesies ini?
Jika bank sperma semut sudah ada sejak semut ada pertama kalinya, siapakah yang memperlengkapi tubuh mereka dengan mekanisme ini?
Ini hanyalah beberapa contoh pertanyaan yang harus dijawab oleh mereka yang tidak percaya akan keagungan penciptaan oleh Sang Pencipta. Ribuan pertanyaan lain mengenai kelangsungan hidup spesies semut dapat saja muncul, yang masing-masing mengarah ke masalah penciptaan berencana yang tidak dapat dijawab oleh para evolusionis.
Pengorbanan Para semut Pekerja
Telur dari sang ratu dan semut muda yang belum dewasa ini hidup di ruang pemeliharaan dalam sarang semut. Jika suhu dan kelembapan udara membahayakan bagi semut muda, para pekerja membawa telur dan semut muda ke lingkungan yang lebih sesuai. Pada siang hari, mereka menyimpan telur dekat ke permukaan agar hangat, lalu membawa telur kembali ke ruangan yang lebih dalam pada malam hari atau ketika hujan.
Ini berarti para pekerja berusaha melindungi telur dan semut muda dengan cermat dan berusaha agar mereka tetap nyaman. Jika hari sedang panas, sebagian semut pekerja membawa larva berkeliling sarang untuk mendinginkannya. Sebagian menutupi dinding sarang dengan kulit kepompong buangan untuk mencegah kelembapan. Sebagian lagi mencari makanan. Setiap tindakan ini menunjukkan bahwa semut ini baik hati. Seekor membawa larva berkeliling sarang untuk men-dinginkannya, sementara seekor menyekat dinding sarang dengan kulit kepompong teknik sekat yang modern untuk mengatur suhu. Namun, jangan lupa bahwa semut yang bersikap sangat penyayang ini tidak memiliki kemampuan berpikir. Bagaimanapun majunya teknologi mereka, ilmu pengetahuan tidak akan dapat menemukan penyebab pengorbanan yang ditunjukkan serangga kecil ini. Selain itu, pengor-banan ini sangat bertolak belakang dengan prinsip-prinsip dasar teori evolusi.
Contoh-contoh ini menunjukkan betapa makhluk hidup juga bertin-dak menurut kehendak Allah dan mereka pun mematuhi-Nya. Rahasia ini dijelaskan dalam Al Quran sebagai berikut:
“Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di la-ngit dan semua yang makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat)tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan me-laksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An-Nahl, 16: 49-50) !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.