seorang kakek berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Saya menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab
semua dokter masih sibuk dan mungkin dia baru dapat ditangani
setidaknya 1 jam lagi. Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang saya sempatkan untuk memeriksa lukanya. Nampaknya cukup baik, sudah kering dan
tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan
yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya
putuskan untuk melakukannya sendiri.
Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji
lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia
hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya,
seperti yang dilakukannya sehar i- hari.
semua dokter masih sibuk dan mungkin dia baru dapat ditangani
setidaknya 1 jam lagi. Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang saya sempatkan untuk memeriksa lukanya. Nampaknya cukup baik, sudah kering dan
tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan
yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya
putuskan untuk melakukannya sendiri.
Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji
lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia
hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya,
seperti yang dilakukannya sehar i- hari.