Subhanallah..., ketika iman sudah melekat di dada, siksaan fisik pun tiada artinya. Itulah yang dirasakan Dzu'aib bin Kilab. Padahal sebelumnya ia sama sekali tidak mengenal islam, akan tetapi ketika ia mendengar tentang islam dan aneka cerita tentang sosok dan pribadi dan akhlah Rasulullah SAW, ia akhirnya rela masuk Islam. Anak laki-laki dari Kilab bin Rabi'ah Al-Khaulani ini menjadi penduduk Yaman pertama yang masuk Islam.
Rela Disiksa.
Tapi apa yang terjadi, kepindahannya ke Islam malah menimbulkan masalah besar. Seorang yang bernama Aswad Al Ansi, seorang ilmuwan yang menobatkan diri sebagai pengganti Rasulullah yang khusus menguasai Shan'a, ibukota Yaman.
Berbagai upaya dilakukan Aswad Al Ansi untuk mengembalikan Dzu'aib bin Khilab kepada keyakinannya semula.
Tapi dengan ketulusan hati, Dzu'aib tidak mau mengakui Aswad, ia yakin dia adalah nabi palsu. Tapi penolakannya ibu berbuah kecaman dan ancaman, hingga ia pun dipanggil menghadap Aswad.
"Kenapa engkau tidak mempercayaiku, aku juga nabimu," tegur Aswad.
"Aku tidak melihat tanda-tanda kenabian (akhlak yang mulia) pada dirimu," jawab Dzu'aib dengan lantang.
Mendapat jawaban itu, Aswad begitu marah dan berteriak dengan keras,
"Hai Dzu'aib, apakah kamu sadar apa yang kamu katakan tadi?"
Rela Disiksa.
Tapi apa yang terjadi, kepindahannya ke Islam malah menimbulkan masalah besar. Seorang yang bernama Aswad Al Ansi, seorang ilmuwan yang menobatkan diri sebagai pengganti Rasulullah yang khusus menguasai Shan'a, ibukota Yaman.
Berbagai upaya dilakukan Aswad Al Ansi untuk mengembalikan Dzu'aib bin Khilab kepada keyakinannya semula.
Tapi dengan ketulusan hati, Dzu'aib tidak mau mengakui Aswad, ia yakin dia adalah nabi palsu. Tapi penolakannya ibu berbuah kecaman dan ancaman, hingga ia pun dipanggil menghadap Aswad.
"Kenapa engkau tidak mempercayaiku, aku juga nabimu," tegur Aswad.
"Aku tidak melihat tanda-tanda kenabian (akhlak yang mulia) pada dirimu," jawab Dzu'aib dengan lantang.
Mendapat jawaban itu, Aswad begitu marah dan berteriak dengan keras,
"Hai Dzu'aib, apakah kamu sadar apa yang kamu katakan tadi?"
Subhanallah..
Diluar dugaan, Dzu'aib ini tetap tegar dengan pendiriannya.
"Tidak ada yang perlu aku takuti, aku tetap beriman kepada Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya," jawab Dzu'aib dengan bangga.
Suasana seketika menjadi tegang, Aswad pun mengancam akan membunuh Dzu'aib.
"Apakah engkau tidak takut jika tubuhmu kami lempar ke bara api itu?" ucap Aswad menggertak.
Tapi dengan keberanian yang luar biasa, Dzu'aib justru tersenyum seraya berseru,
"Aku minta izin, aku mau berdoa dulu kepada Allah SWT."
Dialog tawar menawar akidah itu pun berakhir buntu. Dzu'aib tetap bersikeras bahwa Aswad adalah bukanlah nabi melainkan pendusta alias nabi palsu.
Dilempar ke Bara Api.
Akhirnya Aswad menyuruh beberapa prajuritnya untuk melempar Dzu'aib ke dalam bara api yang disebutnya sebagai neraka. Rupanya Aswad sudah menyiapkannya untuk Dzu'aib. Dengan kepasrahan yang sangat tinggi, Dzu'aib akhirnya menjalani hukuman dengan dimasukkan ke dalam api.
Tapi aneh, begitu ia dilempar, semua mata terbelalak, seperti layaknya menyaksikan kisah Nabi Ibrahim a.s yang kebal api. Tubuh Dzu'aib tidak terbakar, seolah dingin di tengah kobaran api, tubuhnya tak terbakar sedikitpun.
Subhanallah..
Kisah ini diceritakan oleh Ibnu Wahab dari Ibnu Lahi'ah dalam kitab Al
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.