Nabi Muhammad selalu menyegerakan berbuka puasa ( ifthar ) dan tidak menunda-nunda berbuka ketika matahari telah terbenam sebagai pertanda masuknya waktu shalat Maghrib.
Menyegerakan berbuka puasa itu sejalan dengan fitrah manusia yang ingin cepat menghilangkan rasa haus dan laparnya setelah seharian berpuasa. Dan, dalam mengakhirkan berbuka, terdapat penambahan waktu berpuasa yang tidak ada manfaat syar’inya.
Sahl bin Sa’d meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Manusia itu akan terus berada dalam kebaikan selagi dia menyegerakan berbuka puasa.” ( HR Bukhari dan Muslim ). Tindakan itulah yang selalu dilakukan oleh Nabi ketika berpuasa. Tapi, beliau tidak memulainya dengan makanan yang berat. Nabi memulai berbuka dengan memakan kurma basah ( ruthab ) jika memang ada. Kalau tidak ada, beliau berbuka dengan kurma kering.