Menjadi ketua pasukan khusus yang terlibat dalam operasi “pembunuhan” Syeikh Usamah bin Ladin ternyata membuat Chris Beck depresi.
Chris Beck adalah mantan ketua pasukan khusus angkatan laut Amerika Serikat SEAL, salah satu tim yang mendapat pengakuan internasional sebagai orang-orang yang “membunuh” Syeikh Usamah bin Ladin, seperti dilansir Daily Mail pada Selasa (4/6/2013).
Chris Beck menjabat selama 20 tahun dalam tim SEAL 6 dan pensiun hanya beberapa bulan sebelum serangan Mei 2011 terhadap kompleks Syeikh Usamah.
Ternyata, selama itu Chris menyimpan keinginan untuk menjadi seorang perempuan. Dia mengklaim bahwa hal itu lebih sesuai dengan kepribadian mental dan emosionalnya.
Chris yang kemudian mengubah namanya menjadi Kristen itu sampai menulis sebuah buku dalam upaya untuk menjelaskan kebutuhan transisinya.
Chris Beck adalah mantan ketua pasukan khusus angkatan laut Amerika Serikat SEAL, salah satu tim yang mendapat pengakuan internasional sebagai orang-orang yang “membunuh” Syeikh Usamah bin Ladin, seperti dilansir Daily Mail pada Selasa (4/6/2013).
Chris Beck menjabat selama 20 tahun dalam tim SEAL 6 dan pensiun hanya beberapa bulan sebelum serangan Mei 2011 terhadap kompleks Syeikh Usamah.
Ternyata, selama itu Chris menyimpan keinginan untuk menjadi seorang perempuan. Dia mengklaim bahwa hal itu lebih sesuai dengan kepribadian mental dan emosionalnya.
Chris yang kemudian mengubah namanya menjadi Kristen itu sampai menulis sebuah buku dalam upaya untuk menjelaskan kebutuhan transisinya.
Selama bertahun-tahun Chris disebut telah memendam hasratnya dan hidup sebagai seorang tentara yang dihadapkan dengan pertempuran.
Medan pertempuran yang membuatnya depresi sudah dia tinggalkan. Hari-harinya kini dihabiskan di taman yang dia rancang sendiri, taman yang dia sebut sebagai “taman kedamaian”, di halaman belakang rumahnya di St Petersburg, Florida.
Dia juga mengajak para veteran lainnya yang kembali dari Irak dan Afghanistan untuk mengunjungi “taman kedamaian” itu dalam upaya untuk membantu menenangkan mereka dari depresi akibat perang saat mereka kembali ke kehidupan sipil.
“Duduk di halaman belakang atau dekat kolam ikanku, aku tidak lagi merasakan kemarahan, kebencian atau depresi, aku merasa damai,” ujar Chris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.