Kota itu merupakan salah satu dari tujuh keajaiban kuno. Aleksander Agung dari Makedonia mendirikan kota ini pada 331 SM di sebelah barat Delta Sungai Nil. Dia menjadikan kota tersebut menyandang nama kaisar penakluk Persia dan penjelajah Asia, Aleksandria.
Kota pelabuhan yang terletak di utara Benua Afrika ini pernah memiliki perpustakaan terkenal yang dibangun tiga abad terakhir SM. Diodorus Siculus pada abad pertama SM menggambarkan Aleksandria sebagai “kota pertama di dunia yang beradab”.
Dengan kekayaan khazanahnya, Aleksandria turut membesarkan para filsuf Yunani, seperti Euklides, Ptolemeus, dan Eratosthenes. Setiap yang hidup di kota ini, seperti Mark Anthoni, Cleopatra, Julius Caesar, ahli matematika Hypatia, memberi kontribusi terhadap pembangunan Aleksandria menjadi sebuah kota metropolis lengkap dengan istana megah, kuil, dan bangunan publik yang dihiasi dengan paduan kemewahan Eropa, Afrika, dan Timur. Walau didirikan di Mesir, Aleksandria merupakan kota kosmopolitan yang membawa kultur Yunani-Romawi.
Kota pelabuhan yang terletak di utara Benua Afrika ini pernah memiliki perpustakaan terkenal yang dibangun tiga abad terakhir SM. Diodorus Siculus pada abad pertama SM menggambarkan Aleksandria sebagai “kota pertama di dunia yang beradab”.
Dengan kekayaan khazanahnya, Aleksandria turut membesarkan para filsuf Yunani, seperti Euklides, Ptolemeus, dan Eratosthenes. Setiap yang hidup di kota ini, seperti Mark Anthoni, Cleopatra, Julius Caesar, ahli matematika Hypatia, memberi kontribusi terhadap pembangunan Aleksandria menjadi sebuah kota metropolis lengkap dengan istana megah, kuil, dan bangunan publik yang dihiasi dengan paduan kemewahan Eropa, Afrika, dan Timur. Walau didirikan di Mesir, Aleksandria merupakan kota kosmopolitan yang membawa kultur Yunani-Romawi.