Suatu saat Rasulullah Saw bercerita kepada para sahabat,
“Sungguh, kelak ada orang yang termasuk tabi’in terbaik yang bernama Uwais.
Dia memiliki seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepadanya. Sehingga, kalau dia mau berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya.
Dia punya sedikit bekas penyakit kusta.
Oleh karena itu, perintahkan dia untuk berdoa, niscaya dia akan memintakan ampun untuk kalian.” (HR Muslim).
Bernama lengkap Uwais Al-Qarni, ia tinggal bersama ibunya di negeri Yaman.
Setiap hari ia menggembalakan domba milik orang lain.
Upah yang diterimanya cukup untuk biaya hidup bersama ibunya. Bila ada kelebihan dari upahnya itu terkadang ia berikan kepada tetangganya yang kekurangan.
Ia termasuk orang yang taat beribadah, selalu menjalankan ajaran yang dibawa Rasulullah Saw.
Ia punya suatu keinginan yang belum terlaksana sejak lama yaitu bertemu dengan Rasulullah Saw. Keinginan itu kian memuncak setiap kali melihat tetangganya yang baru pulang dari Madinah dan sempat bertemu Rasulullah Saw. Tetapi apa daya, ibunya sudah tua renta dan sangat lemah. Ia begitu menyayanginya sehingga tak tega meninggalkannya sendiri.
“Sungguh, kelak ada orang yang termasuk tabi’in terbaik yang bernama Uwais.
Dia memiliki seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepadanya. Sehingga, kalau dia mau berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya.
Dia punya sedikit bekas penyakit kusta.
Oleh karena itu, perintahkan dia untuk berdoa, niscaya dia akan memintakan ampun untuk kalian.” (HR Muslim).
Bernama lengkap Uwais Al-Qarni, ia tinggal bersama ibunya di negeri Yaman.
Setiap hari ia menggembalakan domba milik orang lain.
Upah yang diterimanya cukup untuk biaya hidup bersama ibunya. Bila ada kelebihan dari upahnya itu terkadang ia berikan kepada tetangganya yang kekurangan.
Ia termasuk orang yang taat beribadah, selalu menjalankan ajaran yang dibawa Rasulullah Saw.
Ia punya suatu keinginan yang belum terlaksana sejak lama yaitu bertemu dengan Rasulullah Saw. Keinginan itu kian memuncak setiap kali melihat tetangganya yang baru pulang dari Madinah dan sempat bertemu Rasulullah Saw. Tetapi apa daya, ibunya sudah tua renta dan sangat lemah. Ia begitu menyayanginya sehingga tak tega meninggalkannya sendiri.
Semakin hari kerinduan bertemu Rasulullah Saw bertumpuk. Ia sangat gelisah mengingat-ingat itu.
Suatu hari kerinduannya tak tertahan lagi, ia memberanikan diri mengungkapkan perasaan itu kepada ibunya. Mendengar curahan hati anaknya, ibunya terharu, ia pun diijinkan menemui Rasulullah Saw.
Namun kerinduan itu tak sempat terobati karena saat ia datang, Rasulullah Saw sedang tak berada dirumah. Ingin sekali ia menunggu, tetapi ia teringat pesan ibunya untuk segera pulang. Ia pun memilih taat ibunya dan segera berpamitan pada ‘Aisyah.
Ketika Rasulullah Saw kembali, beliau menanyakan tentang seseorang yang mencarinya. ‘Aisyah menjelaskan kedatangan Uwais. Kemudian Rasulullah Saw mengatakan Uwais yang taat pada ibunya itu penghuni langit.
Rasulullah Saw meneruskan keterangan tentang Uwais kepada para sahabat.
Seraya memandang Ali dan beliau mengatakan, “Suatu ketika jika kalian bertemu dengan Uwais mintalah doa dan istighfar darinya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.