Kala udara dingin salah satu kebiasaan yang disukai oleh manusia adalah menyeruput minuman hangat, seperti wedang jahe hangat misalnya. Begitupun sebaliknya, jika udara panas maka minuman dingin akan terasa segar diteguknya. Itu manusia, namun bagaimana jika kebiasaan serupa dilakukan oleh lebah? Aneh kan?!
Ya, hasil penelitian menunjukkan bahwa lebah ternyata memiliki kebiasaan unik ketika mereka merasa dingin, yaitu menghangatkan badan dengan minuman hangat, sebagaimana diberitakan oleh situs monash.edu.au (11/8/10).
Adalah ilmuan serangga kenamaan, Dr. Melanie Norgate dan Dr. Adrian Dyer yang menemukan bahwa lebah juga menyukai menahan musim dingin dengan minuman hangat.
Hasil penelitian Monash University tersebut yang dipublikasi pada jurnal bergengsi, PLoS One menunjukkan bahwa lebah bersengat asli Australia yang menjadi hewan penyerbuk penting bagi banyak bunga, memanaskan tubuh mereka dengan mengonsumsi minuman ‘panas’ di hari yang dingin, atau minuman ‘dingin’ saat cuaca lebih hangat.
Bekerja dengan kolaborator dari Monash University dan CSIRO, para peneliti memperlihatkan bahwa pada kisaran temperatur lingkungan (23-30 derajat Celsius) lebah-lebah mempertunjukkan sebuah pilihan yang signifikan untuk mengonsumsi dari bunga-bunga tiruan yang mengeluarkan nektar, sebagai solusi yang lebih hangat daripada temperatur lingkungan.
“Para lebah merasa kehangatan sebagai sebuah hadiah yang penting, selain nektar adalah makanan bergizi yang mereka kumpulkan dari bunga-bunga. Namun yang mengejutkan bagi tim riset, ketika temperatur lingkungan mencapai 34 derajat Celsius, lebah mulai memilih makanan yang lebih dingin.” Dr. Dyer mengatakan.
Ya, hasil penelitian menunjukkan bahwa lebah ternyata memiliki kebiasaan unik ketika mereka merasa dingin, yaitu menghangatkan badan dengan minuman hangat, sebagaimana diberitakan oleh situs monash.edu.au (11/8/10).
Adalah ilmuan serangga kenamaan, Dr. Melanie Norgate dan Dr. Adrian Dyer yang menemukan bahwa lebah juga menyukai menahan musim dingin dengan minuman hangat.
Hasil penelitian Monash University tersebut yang dipublikasi pada jurnal bergengsi, PLoS One menunjukkan bahwa lebah bersengat asli Australia yang menjadi hewan penyerbuk penting bagi banyak bunga, memanaskan tubuh mereka dengan mengonsumsi minuman ‘panas’ di hari yang dingin, atau minuman ‘dingin’ saat cuaca lebih hangat.
Bekerja dengan kolaborator dari Monash University dan CSIRO, para peneliti memperlihatkan bahwa pada kisaran temperatur lingkungan (23-30 derajat Celsius) lebah-lebah mempertunjukkan sebuah pilihan yang signifikan untuk mengonsumsi dari bunga-bunga tiruan yang mengeluarkan nektar, sebagai solusi yang lebih hangat daripada temperatur lingkungan.
“Para lebah merasa kehangatan sebagai sebuah hadiah yang penting, selain nektar adalah makanan bergizi yang mereka kumpulkan dari bunga-bunga. Namun yang mengejutkan bagi tim riset, ketika temperatur lingkungan mencapai 34 derajat Celsius, lebah mulai memilih makanan yang lebih dingin.” Dr. Dyer mengatakan.
“Penyelidikan menunjukkan bahwa sebagaimana seorang manusia yang mungkin memilih jenis minuman mana yang harus diminum tergantung pada cuaca, lebah-lebah juga membuat keputusan pada minuman mereka, berdasarkan pada apa yang dapat ditawarkan nektar bunga pada temperatur ideal untuk kondisi iklim tertentu.” Ujar Dr. Dyer.
Peneliti kemudian mengukur suhu tubuh lebah setelah mereka mencerna cairan nektar hangat.
“Lebah yang cenderung kepada cairan hangat kemudian diperiksa menggunakan kamera infra merah khusus yang mencatat suhu tubuh lebah sambil istirahat, terbang, atau meminum nektar yang temperaturnya berbeda. Gambar panas menunjukkan sebuah pola yang menarik karena nektar hangat membantu memelihara suhu tubuh (30-34 derajat Celsius) yang mungkin diperlukan oleh serangga untuk mempertahankan penerbangan aktif,” Ujar Dr. Dyer lagi.
“Memilih nektar dari berbagai suhu nampaknya menjadi cerita mekanisme perilaku bagi lebah dalam mempertahankan temperatur yang paling nyaman untuk penerbangan,” Kata Dr. Norgate.
Prilaku lebah dalam memilih minuman yang menyerupai manusia ini pada akhirnya mengingatkan pada salah satu firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 38, yang berbunyi:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu…”(eramuslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.