Salah satu senjata yang digunakan oleh orang yang berlebih-lebihan membela poligami adalah klaim bahwa saat ini jumlah perempuan jauh lebih banyak daripada laki-laki. Kadang, mereka bahkan sampai berani mengatakan memiliki “data-data” bahwa jumlah perempuan jauh lebih banyak dari pada laki-laki.
Entah dari mana mereka mendapat “data” itu. Tapi yang jelas sampai saat ini secara global jumlah perempuan dan laki-laki masih bisa dibilang seimbang. Silakan dicek di www.cencus.gov atau di data CIA. Memang ada variasi antar negara dan wilayah, namun secara umum jumlahnya tetap seimbang. Untuk Indonesia silakan dicek ke BPS.
Mungkin ada yang membantah bahwa semua data di atas banyak menyertakan asumsi dan tidak aktual. Saya katakan bahwa lebih baik memiliki data yang, walaupun tidak aktual, namun memiliki metodologi perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, daripada tidak memiliki data sama sekali atau memiliki data tapi tidak dihitung secara ilmiah.
Mungkin ada yang membantah bahwa data diatas disiapkan oleh orang kafir yang tidak tsiqoh. Wah, gak tau deh kalo ini. Terserah pembaca bagaimana menjawabnya kalo ini.
Kalau pun kita nggak berpedoman pada data-data di atas, kita masih bisa melihat secara jujur di sekeliling kita. Di RT, RW, kelurahan. Apakah benar jumlah perempuan (jauh) lebih banyak dari pada laki-laki.
Kayaknya hanya “sensus-sensus” tertentu saja yang bisa memberi hasil aneh bahwa perempuan (jauh) lebih banyak dari laki-laki. Misalnya sensus yang dibatasi hanya di jamaah tertentu. Dulu waktu saya masih suka main jamaah-jamaahan, memang setahu saya ada tuh, yang namanya pendataan akhwat dan ikhwan. Dan memang jumlah akhwat (jauh) lebih banyak. Dan oleh karena itu poligami digalakkan di di jamaah ybs. (lucu ya, emang laki-laki yang di luar jamaahnya dianggap bukan muslim apa? jadinya gak berhak menikahi)
Tapi mari kita lupakan sensus aneh itu. Udah gak jaman lagi menggunakan alasan itu untuk menjustifikasi poligami. Kalau memang ada hadits shahih yang mengatakan bahwa di akhir jaman jumlah perempuan akan lebih banyak tidak harus hadits itu langsung terwujud saat ini. Terserah Alloh kapan mau mewujudkannya.
Oh iya, sebenarnya ada yang menarik di data-data cencus.gov, CIA maupun BPS. Sex ratio cenderung menurun untuk kelompok usia tua. Untuk kelompok usia 50 tahun ke bawah ada kecenderungan laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan. Sementara untuk usia 50 tahun ke atas ada kecenderungan perempuan lebih banyak. Mungkin ini terkait dengan usia harapan hidup perempuan yang lebih panjang daripada laki-laki.
Berdasarkan data itu, saya menyarankan pada orang-orang yang ingin poligami agar mengambil perempuan usia 50 tahun ke atas untuk dinikahi.
Disclaimer: Di sini saya tidak dalam posisi menentang poligami. Saya mah pertengahan saja, tidak (berlebih-lebihan) menolak dan tidak (berlebih-lebihan) mendukung. Pada dasarnya poligami itu boleh. Poligami kan salah satu jenis pernikahan. Kalau pernikahan saja bisa jadi wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, maka poligami pun bisa saja jadi wajib, sunnah, mubah, makruh atau bahkan haram. Tergantung kondisinya.
Entah dari mana mereka mendapat “data” itu. Tapi yang jelas sampai saat ini secara global jumlah perempuan dan laki-laki masih bisa dibilang seimbang. Silakan dicek di www.cencus.gov atau di data CIA. Memang ada variasi antar negara dan wilayah, namun secara umum jumlahnya tetap seimbang. Untuk Indonesia silakan dicek ke BPS.
Mungkin ada yang membantah bahwa semua data di atas banyak menyertakan asumsi dan tidak aktual. Saya katakan bahwa lebih baik memiliki data yang, walaupun tidak aktual, namun memiliki metodologi perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, daripada tidak memiliki data sama sekali atau memiliki data tapi tidak dihitung secara ilmiah.
Mungkin ada yang membantah bahwa data diatas disiapkan oleh orang kafir yang tidak tsiqoh. Wah, gak tau deh kalo ini. Terserah pembaca bagaimana menjawabnya kalo ini.
Kalau pun kita nggak berpedoman pada data-data di atas, kita masih bisa melihat secara jujur di sekeliling kita. Di RT, RW, kelurahan. Apakah benar jumlah perempuan (jauh) lebih banyak dari pada laki-laki.
Kayaknya hanya “sensus-sensus” tertentu saja yang bisa memberi hasil aneh bahwa perempuan (jauh) lebih banyak dari laki-laki. Misalnya sensus yang dibatasi hanya di jamaah tertentu. Dulu waktu saya masih suka main jamaah-jamaahan, memang setahu saya ada tuh, yang namanya pendataan akhwat dan ikhwan. Dan memang jumlah akhwat (jauh) lebih banyak. Dan oleh karena itu poligami digalakkan di di jamaah ybs. (lucu ya, emang laki-laki yang di luar jamaahnya dianggap bukan muslim apa? jadinya gak berhak menikahi)
Tapi mari kita lupakan sensus aneh itu. Udah gak jaman lagi menggunakan alasan itu untuk menjustifikasi poligami. Kalau memang ada hadits shahih yang mengatakan bahwa di akhir jaman jumlah perempuan akan lebih banyak tidak harus hadits itu langsung terwujud saat ini. Terserah Alloh kapan mau mewujudkannya.
Oh iya, sebenarnya ada yang menarik di data-data cencus.gov, CIA maupun BPS. Sex ratio cenderung menurun untuk kelompok usia tua. Untuk kelompok usia 50 tahun ke bawah ada kecenderungan laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan. Sementara untuk usia 50 tahun ke atas ada kecenderungan perempuan lebih banyak. Mungkin ini terkait dengan usia harapan hidup perempuan yang lebih panjang daripada laki-laki.
Berdasarkan data itu, saya menyarankan pada orang-orang yang ingin poligami agar mengambil perempuan usia 50 tahun ke atas untuk dinikahi.
Disclaimer: Di sini saya tidak dalam posisi menentang poligami. Saya mah pertengahan saja, tidak (berlebih-lebihan) menolak dan tidak (berlebih-lebihan) mendukung. Pada dasarnya poligami itu boleh. Poligami kan salah satu jenis pernikahan. Kalau pernikahan saja bisa jadi wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, maka poligami pun bisa saja jadi wajib, sunnah, mubah, makruh atau bahkan haram. Tergantung kondisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.