Ketika Arab spring di Syria berhembus, beberapa kota mayoritas Islam menyuarakan pemebebasan dari Rezim Alawite yang dipimpin oleh Bashar Assad. Beberapa kota seperti Damascus, Daraa, Lattakia, dan Homs dipenuhi oleh demonstran yang menyuarakn penghentian kekuasaan tangan besi Assad.
Homs adalah kota yang mempunyai sejarah perlawanan yang sangat heroik. Mereka sudah melakukan perlawanan terhadap rezim Alawite sejak kekuasaan ayah Bassar, yang bernama Hafidz Al Assad.
Mereka sudah menyuarakan penolakan mereka terhadap Rezim Assad yang selalu menekan Muslimin. Penduduk Homs melakukan perlawan senjatan yang dikoordinir oleh Gerakan Ikhwanul Muslimin. Mereka bertahan dari gempuran pasukan Syria. Hafidz Assad menggunakan gas beracun untuk membunuh perlawanan Ikhwanul Muslimin.
Kini setelah 30 tahun pembataian Homs berulang kembali. Menurut para pegiat HAM mengatakan pasukan pemerintah dan milisi pendukungnya mengumpulkan laki-laki diatas 14 tahun untuk disiksa dan dibunuh.
Sungguh keji sekali rezim Alawite tersebut. Warga lokal juga menyaksikan bahwa pasukan Alawite membunuh dan menggorok leher warga Sipil.
Bahkan di rumah sakit sendiri mereka mengadakan kekejaman. Terlihat dari video, pasien yang diikat dan matanya ditutup. Rekaman ini sesuai dengan tim pencari fakta yang didukung oleh PBB.
Seberapa kejam penyiksaan mereka terhadap penduduk Homs, Mereka tidak akan kecut. 30 tahun yang lalu mereka dibantai namun mereka bangkit kembali melawan Assad. Memang para pejuang sedang menarik diri dari homs yang hancur. Tetapi suatu saat para pejuang akan kembali Strategi para pejuang pembebasan adalah menarik diri agar warga sipil juga tidak menjadi korban. Mereka akan mengadakan perlawanan di kantong yang lain untuk menghentikan kekejian pasukan Syria. Rezim Syria tidak akan bertahan lebih lama lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.