Berdasarkan laporan dari intelijen Kodam IV/Diponegoro, orang-orang eks Partai Komunis Indonesia (PKI) menggelar sejumlah pertemuan di daerah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hal itu diungkapkan oleh Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso usai memimpin upacara peringatan Hari Juang Kartika tahun 2012 di Lapangan Parade Makodam IV/Diponegoro, Sabtu (15/12/2012).
Indikasi munculnya PKI di Jawa Tengah dan DIY, menurut Pangdam bisa dilihat, antara lain, dari adanya sejumlah kalangan yang menyatakan ingin meluruskan sejarah Indonesia, dalam hal ini sejarah pemberontakan G30 S/PKI. “Baik di Yogya maupun Jawa Tengah semua ada indikasi itu,” katanya.
Pangdam menegaskan, apabila gerakan-gerakan komunisme tersebut benar-benar muncul, maka Prajurit Kodam IV tidak akan memberikan toleransi sekecil apapun. Keberadaan PKI akan ditumpas sampai habis apabila benar-benar terbukti melakukan gerakan komunis.
Kodam pun, menurut Pangdam, sudah memiliki data kelompok-kelompok tertentu yang berusaha untuk menghidupkan kembali PKI. Dari data tersebut, ada orang-orang yang benar-benar eks PKI (orang lama) dan ada juga regenerasinya.
“Kami sudah mengendus adanya indikasi munculnya PKI. Perlu dicatat, jangan coba-coba PKI bangkit di wilayah Jateng dan Jogja, pasti akan saya tumpas dan hancurkan. Hancurkan itu ngerti? Hancurkan ya tak pateni (saya bunuh),” tegas Pangdam.
Sementara itu, Pimpinan Taruna Muslim Alfian Tanjung mengungkapkan, Partai Komunis Indonesia (PKI) tengah melakukan konsolidasi untuk menghadapi Pemilu 2014. PKI menargetkan kader-kadernya bisa menduduki 400 kursi di DPR RI.
Tujuan akhirnya, kata Alfian, kader-kader PKI yang menjadi anggota DPR akan mengamandemen Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 yang berisi pelarangan penyebaran ajaran Komunisme, Leninisme dan Marxisme
“PKI secara nama sudah bubar, tetapi ikatan masa lalu tetap ada. PKI punya optimisme. Apalagi saat ini ada Ribka Tjitaning dan Budiman Sudjatmiko di DPR. Kelompok komunis ini melakukan infiltrasi ke partai politik,” tegas Alfian Tanjung kepada itoday, Selasa (18/12/2012).
Alfian mengungkapkan, tokoh-tokoh PKI masih terus menggelar kongres. Kongres PKI kesepuluh digelar di desa Ngablak, Magelang, Jawa Tengah. “Kongres itu menggunakan cover pelatihan pembuatan pupuk organik. Di hadapan publik tertulis pelatihan pupuk organik, tetapi di dalamnya ada Kongres PKI kesepuluh,” papar Alfian.
Menurut Alfian, Kongres PKI Kesepuluh menjadi kelanjutan dari Kongres PKI Kesembilan yang digelar di Cianjur. Pada Kongres Kesembilan digunakan cover pertemuan koperasi. Sementara, Kongres PKI Kedelapan digelar di Sukabumi pada tahun 2000.
Kelompok komunis, menurut Alfian, menggunakan tiga arus besar. Yakni, partai ilegal, penyusupan, dan gerakan bawah tanah.
“Saat ini ada Liga Komunisme Indonesia (LKI) yang dipimpin Begug Sastro. Ada juga Partai Demokratik Patriot Indonesia (PDPI) yang dipimpin Siswoyo. PDPI ini sebagai suplaiyer kader PKI masuk di DPRD I, DPRD II dan DPR,” beber Alfian.
Lebih lanjut Alfian Tanjung menyatakan, pemberangusan gerakan PKI sulit dilakukan karena berbagai kendala.
“Pembahasan di TNI hampir terbengkalai, karena dianggap masalah sepele. Kalangan akademisi juga beranggapan pusat komunis, Uni Soviet, sudah bubar. Di sisi lain, jika kita sikat orang-orang PKI, justru akan menimbulkan simpati dan akan memperbanyak anggotanya,” pungkas Alfian. (itoday)
Hal itu diungkapkan oleh Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso usai memimpin upacara peringatan Hari Juang Kartika tahun 2012 di Lapangan Parade Makodam IV/Diponegoro, Sabtu (15/12/2012).
Indikasi munculnya PKI di Jawa Tengah dan DIY, menurut Pangdam bisa dilihat, antara lain, dari adanya sejumlah kalangan yang menyatakan ingin meluruskan sejarah Indonesia, dalam hal ini sejarah pemberontakan G30 S/PKI. “Baik di Yogya maupun Jawa Tengah semua ada indikasi itu,” katanya.
Pangdam menegaskan, apabila gerakan-gerakan komunisme tersebut benar-benar muncul, maka Prajurit Kodam IV tidak akan memberikan toleransi sekecil apapun. Keberadaan PKI akan ditumpas sampai habis apabila benar-benar terbukti melakukan gerakan komunis.
Kodam pun, menurut Pangdam, sudah memiliki data kelompok-kelompok tertentu yang berusaha untuk menghidupkan kembali PKI. Dari data tersebut, ada orang-orang yang benar-benar eks PKI (orang lama) dan ada juga regenerasinya.
“Kami sudah mengendus adanya indikasi munculnya PKI. Perlu dicatat, jangan coba-coba PKI bangkit di wilayah Jateng dan Jogja, pasti akan saya tumpas dan hancurkan. Hancurkan itu ngerti? Hancurkan ya tak pateni (saya bunuh),” tegas Pangdam.
Sementara itu, Pimpinan Taruna Muslim Alfian Tanjung mengungkapkan, Partai Komunis Indonesia (PKI) tengah melakukan konsolidasi untuk menghadapi Pemilu 2014. PKI menargetkan kader-kadernya bisa menduduki 400 kursi di DPR RI.
Tujuan akhirnya, kata Alfian, kader-kader PKI yang menjadi anggota DPR akan mengamandemen Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 yang berisi pelarangan penyebaran ajaran Komunisme, Leninisme dan Marxisme
“PKI secara nama sudah bubar, tetapi ikatan masa lalu tetap ada. PKI punya optimisme. Apalagi saat ini ada Ribka Tjitaning dan Budiman Sudjatmiko di DPR. Kelompok komunis ini melakukan infiltrasi ke partai politik,” tegas Alfian Tanjung kepada itoday, Selasa (18/12/2012).
Alfian mengungkapkan, tokoh-tokoh PKI masih terus menggelar kongres. Kongres PKI kesepuluh digelar di desa Ngablak, Magelang, Jawa Tengah. “Kongres itu menggunakan cover pelatihan pembuatan pupuk organik. Di hadapan publik tertulis pelatihan pupuk organik, tetapi di dalamnya ada Kongres PKI kesepuluh,” papar Alfian.
Menurut Alfian, Kongres PKI Kesepuluh menjadi kelanjutan dari Kongres PKI Kesembilan yang digelar di Cianjur. Pada Kongres Kesembilan digunakan cover pertemuan koperasi. Sementara, Kongres PKI Kedelapan digelar di Sukabumi pada tahun 2000.
Kelompok komunis, menurut Alfian, menggunakan tiga arus besar. Yakni, partai ilegal, penyusupan, dan gerakan bawah tanah.
“Saat ini ada Liga Komunisme Indonesia (LKI) yang dipimpin Begug Sastro. Ada juga Partai Demokratik Patriot Indonesia (PDPI) yang dipimpin Siswoyo. PDPI ini sebagai suplaiyer kader PKI masuk di DPRD I, DPRD II dan DPR,” beber Alfian.
Lebih lanjut Alfian Tanjung menyatakan, pemberangusan gerakan PKI sulit dilakukan karena berbagai kendala.
“Pembahasan di TNI hampir terbengkalai, karena dianggap masalah sepele. Kalangan akademisi juga beranggapan pusat komunis, Uni Soviet, sudah bubar. Di sisi lain, jika kita sikat orang-orang PKI, justru akan menimbulkan simpati dan akan memperbanyak anggotanya,” pungkas Alfian. (itoday)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.