Seorang komandan penting Mujahidin dari barisan Ikhwanul Muslimin di Provinsi Aleppo, Suriah utara gugur dalam pertempuran sengit pada Sabtu (15/12/2012).
Brigade Liwa al-Tawhid mengumumkan di halaman Facebook-nya tentang gugurnya Kolonel Yusuf al-Jader (Abu Furat) dalam pertempuran.
Abu Furat gugur dalam pertempuran melawan pasukan rezim Bashar Asad saat “membebaskan ” satu akademi militer penting di Muslimiyeh, utara kota Aleppo.
Abu Furat yang pernah memimpin satu brigade tank dalam angkatan darat Suriah, membelot dan bergabung dengan Brigade Liwa al-Tawhid, salah satu sayap militer Ikhwanul Muslimin di Suriah, setelah menempatkan istri dan anak-anaknya di satu daerah aman.
Setelah bergabung dengan Brigade Liwa al-Tawhid-Ikhwanul Muslimin, Abu Furat menjadi komandan operasi-operasi militer di Aleppo.
Ia sering bertempur di garis-garis depan dari medan-medan tempur penting seperti Salaheddin dan Seif al-Dawla, di kota Aleppo.
Abu Furat disenangi oleh para pendukungnya. Pembelotannya terhadap rezim Asad dibuktikannya dengan kesungguhan berjihad di medan perang–bahkan menjadi salah seorang Komandan di Aleppo–yang akhirnya menjadi pembuktian dan saksi gugurnya sang Mujahid saat pertempuran merebut salah satu Akademi Militer penting di Suriah.
“Saya mengusulkan Akademi Infantri itu diubah namanya menjadi Sekolah Pahlawan Abu Furat,” tulis salah seorang pendukung Mujahidin yang dikirim ke halaman Facebook Liwa al-Tawhid.
Abu Furat disambut baik dan memberikan perlindungan kepada beberapa tim AFP saat meliput perang Suriah di Aleppo.
Pada Sabtu (15/12/2012), kelompok Mujahidin hampir meraih satu kemenangan penting ketika mereka menguasai daerah luas akademi militer itu, kata kelompok pemantau Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.
“Ini adalah salah satu dari akademi-akademi militer paling penting di Suriah,” kata Direktur Observatorium itu, Rami Abdel Rahman. (salam-online)
Brigade Liwa al-Tawhid mengumumkan di halaman Facebook-nya tentang gugurnya Kolonel Yusuf al-Jader (Abu Furat) dalam pertempuran.
Abu Furat gugur dalam pertempuran melawan pasukan rezim Bashar Asad saat “membebaskan ” satu akademi militer penting di Muslimiyeh, utara kota Aleppo.
Abu Furat yang pernah memimpin satu brigade tank dalam angkatan darat Suriah, membelot dan bergabung dengan Brigade Liwa al-Tawhid, salah satu sayap militer Ikhwanul Muslimin di Suriah, setelah menempatkan istri dan anak-anaknya di satu daerah aman.
Setelah bergabung dengan Brigade Liwa al-Tawhid-Ikhwanul Muslimin, Abu Furat menjadi komandan operasi-operasi militer di Aleppo.
Ia sering bertempur di garis-garis depan dari medan-medan tempur penting seperti Salaheddin dan Seif al-Dawla, di kota Aleppo.
Abu Furat disenangi oleh para pendukungnya. Pembelotannya terhadap rezim Asad dibuktikannya dengan kesungguhan berjihad di medan perang–bahkan menjadi salah seorang Komandan di Aleppo–yang akhirnya menjadi pembuktian dan saksi gugurnya sang Mujahid saat pertempuran merebut salah satu Akademi Militer penting di Suriah.
“Saya mengusulkan Akademi Infantri itu diubah namanya menjadi Sekolah Pahlawan Abu Furat,” tulis salah seorang pendukung Mujahidin yang dikirim ke halaman Facebook Liwa al-Tawhid.
Abu Furat disambut baik dan memberikan perlindungan kepada beberapa tim AFP saat meliput perang Suriah di Aleppo.
Pada Sabtu (15/12/2012), kelompok Mujahidin hampir meraih satu kemenangan penting ketika mereka menguasai daerah luas akademi militer itu, kata kelompok pemantau Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.
“Ini adalah salah satu dari akademi-akademi militer paling penting di Suriah,” kata Direktur Observatorium itu, Rami Abdel Rahman. (salam-online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.