Sejumlah survey yang digelar baru-baru ini usai agresi Israel ke Gaza, memperlihatkan dukungan warga terhadap Hamas di Tepi Barat dan juga di Gaza, yang menjadi cermin dukungan warga bagi gerakan yang baru merayakan HUT ke 25.
Survey juga memperlihatkan kebingungan warga Islam terutama melihat peningkatan dukungan bagi Hamas dan keyakinannya untuk berjuang mengangkat senjata meraih kemerdekaan.
Kebingungan Israel
Pengamat masalah Palestina di pusat peneliti Beghin Elsadat di Universitas Bar Elan Israel, Helil Varish mengomentari survey yang digelar pusat peneliti Arab yang menyebut kemenangan Hamas dalam perang terakhir bahwa ia tidak kaget atas hasil tersebut.
Survey memperlihatkan bahwa 40 % masyarakat Palestina mendukung sikap Hamas, sementara 88 % responden yakin bahwa perjuangan bersenjata merupakan jalan meraih kemerdekaan.
Mayoritas rakyat Palestina merasakan kehilangan harapan saat perundingan dengan Israel digelar, dan mereka beralih mendukung sikap Hamas, bukan karena Hamasnya, tetapi karena Hamas menentang perundingan dengan Israel yang sama sekali tidak pernah merealisir apapun bagi Palestina.
Koran Times Israel menyebutkan, dukungan warga Palestina di Tepi Barat terhadap Hamas mengalahkan sikap politik Fatah pimpinan Mahmud Abbas usai agresi Israel.
Hal yang paling menakutkan Israel dalam survey ini adalah hasil 88 % yang meyakini bahwa perjuangan bersenjata sebagai sarana merealisir kemerdekaan dan bukan melalui perundingan.
Survey menyebutkan, usai agresi Israel ke Gaza, seandainya digelar pemilu Presiden, pasti PM Ismail Haniyah akan mengungguli ketua otoritas Mahmud Abbas. Responden memilih Abbas sebanyak 45 %, sementara Haniyah meraih 48 % suara responden.
Demikian halnya jika pemilu legislative digelar, maka Hamas akan meraih kemenangan di Tepi Barat dan Gaza.
Anggota parlemen Palestina, Ibrahim Dahbur menegaskan bahwa hasil survey memperlihatkan jelas rakyat mendukung perlawanan sebagai cara meraih kemerdekaan, karena itu para politisi hendaknya melakukan evaluasi dan menyelaraskan langkah dengan pilihan rakyat.
Di antara langkah nyata adalah dengan segera merealisir rekonsiliasi untuk melindungi perlawanan yang telah mendapatkan dukungan rakyat atas pilihan ini.
Survey juga memperlihatkan kebingungan warga Islam terutama melihat peningkatan dukungan bagi Hamas dan keyakinannya untuk berjuang mengangkat senjata meraih kemerdekaan.
Kebingungan Israel
Pengamat masalah Palestina di pusat peneliti Beghin Elsadat di Universitas Bar Elan Israel, Helil Varish mengomentari survey yang digelar pusat peneliti Arab yang menyebut kemenangan Hamas dalam perang terakhir bahwa ia tidak kaget atas hasil tersebut.
Survey memperlihatkan bahwa 40 % masyarakat Palestina mendukung sikap Hamas, sementara 88 % responden yakin bahwa perjuangan bersenjata merupakan jalan meraih kemerdekaan.
Mayoritas rakyat Palestina merasakan kehilangan harapan saat perundingan dengan Israel digelar, dan mereka beralih mendukung sikap Hamas, bukan karena Hamasnya, tetapi karena Hamas menentang perundingan dengan Israel yang sama sekali tidak pernah merealisir apapun bagi Palestina.
Koran Times Israel menyebutkan, dukungan warga Palestina di Tepi Barat terhadap Hamas mengalahkan sikap politik Fatah pimpinan Mahmud Abbas usai agresi Israel.
Hal yang paling menakutkan Israel dalam survey ini adalah hasil 88 % yang meyakini bahwa perjuangan bersenjata sebagai sarana merealisir kemerdekaan dan bukan melalui perundingan.
Survey menyebutkan, usai agresi Israel ke Gaza, seandainya digelar pemilu Presiden, pasti PM Ismail Haniyah akan mengungguli ketua otoritas Mahmud Abbas. Responden memilih Abbas sebanyak 45 %, sementara Haniyah meraih 48 % suara responden.
Demikian halnya jika pemilu legislative digelar, maka Hamas akan meraih kemenangan di Tepi Barat dan Gaza.
Anggota parlemen Palestina, Ibrahim Dahbur menegaskan bahwa hasil survey memperlihatkan jelas rakyat mendukung perlawanan sebagai cara meraih kemerdekaan, karena itu para politisi hendaknya melakukan evaluasi dan menyelaraskan langkah dengan pilihan rakyat.
Di antara langkah nyata adalah dengan segera merealisir rekonsiliasi untuk melindungi perlawanan yang telah mendapatkan dukungan rakyat atas pilihan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.