"Selamat! Pertahankan itu," kata pimpinannya.
Tersemangati oleh kata-kata bosnya tadi, penebang kayu semakin bekerja dengan keras. Namun pada hari berikutnya ia hanya bisa menebang 15 pohon. Hari ketiga, meski ia bekerja bertambah keras, ia hanya bisa merobohkan 13 pohon. Hari demi hari semakin sedikit pohon yang bisa ia tebang.
“Saya sepertinya kehilangan kekuatanku,” pikir penebang kayu. Ia pun menemui bosnya dan meminta maaf atas kinerjanya yang buruk. Ia tidak tahu apa yang terjadi.
“Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?” tanya bos.
“Mengasah kapak? Saya tak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sibuk menebang pohon ....”
Seperti itulah kehidupan kita. Kita terkadang begitu sibuk dan tak punya waktu untuk mengasah "kapak" kita. Dalam masa sekarang, setiap orang lebih sibuk dibandingkan orang sebelumnya, namun sedikit yang merasa bahagia. Tak ada yang salah dengan bekerja keras. Akan tetapi kita tidak boleh mengabaikan hal-hal yang utama dalam kehidupan. Mendekatkan diri kepada Sang Khaliq, memberi waktu yang cukup untuk keluarga, memiliki cukup waktu untuk istirahat, meluangkan waktu untuk membaca, mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan, dan sebagainya.
Kita semua butuh istirahat, untuk berpikir dan berkontemplasi, untuk belajar dan berkembang. Jika kita tidak mengambil waktu untuk mengasah "kapak", kita akan menjadi bodoh dan kehilangan efektivitas kita.
Sudahkah Anda mengasah "kapak" hari ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.