Ulama Muslim terkemuka Sheikh Yusuf Al-Qaradawi berencana untuk mengunjungi Jalur Gaza bulan depan.
"Kami sedang mempersiapkan untuk menyambut Sheikh Yusuf Al-Qaradawi pada tanggal 8 Mei," Menteri Wakaf dan Urusan Agama Ismail Radwan mengatakan kepada wartawan saat ia membuka sebuah masjid baru di Jabaliya di Gaza utara, demikian pemberitaan onislam.net, Ahad 28 April.
"Qaradawi akan memimpin delegasi ulama terkemuka," tambahnya.
Sejumlah sumber mengatakan Sheikh Yusuf Al-Qaradawi akan berada di Gaza selama lima hari, di mana ia akan melakukan khotbah Jumat pada 10 Mei. Yusuf Al-Qaradawi mendukung perjuangan Musim Semi Arab di Tunisia, Mesir dan Libya, dan telah meluncurkan upaya penggalangan dana untuk pejuang Suriah.
Kunjungan Erdogan
Kunjungan Qardhawi akan dilakukan sebelum kunjungan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan ke Gaza.
"Insya Allah, kita akan berada di Gaza pada akhir Mei," Erdogan mengatakan melalui sambungan video dengan pusat bantuan Turki di Gaza awal bulan ini.
"Kami sedang mempersiapkan untuk menyambut Sheikh Yusuf Al-Qaradawi pada tanggal 8 Mei," Menteri Wakaf dan Urusan Agama Ismail Radwan mengatakan kepada wartawan saat ia membuka sebuah masjid baru di Jabaliya di Gaza utara, demikian pemberitaan onislam.net, Ahad 28 April.
"Qaradawi akan memimpin delegasi ulama terkemuka," tambahnya.
Sejumlah sumber mengatakan Sheikh Yusuf Al-Qaradawi akan berada di Gaza selama lima hari, di mana ia akan melakukan khotbah Jumat pada 10 Mei. Yusuf Al-Qaradawi mendukung perjuangan Musim Semi Arab di Tunisia, Mesir dan Libya, dan telah meluncurkan upaya penggalangan dana untuk pejuang Suriah.
Kunjungan Erdogan
Kunjungan Qardhawi akan dilakukan sebelum kunjungan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan ke Gaza.
"Insya Allah, kita akan berada di Gaza pada akhir Mei," Erdogan mengatakan melalui sambungan video dengan pusat bantuan Turki di Gaza awal bulan ini.
"Kami akan merangkul satu sama lain di sana."
Erdogan, pendukung setia Palestina, sebelumnya telah mengatakan bahwa kunjungannya bertujuan untuk membantu proses mengangkat embargo Israel di Gaza.
Tapi kunjungan Erdogan telah meningkatkan ketegangan antara Turki dan sekutunya Amerika Serikat, setelah Menteri Luar Negeri John Kerry menyerukan agar Erdogan menunda kunjungannya.
"Kami telah menyatakan kepada perdana menteri (Recep Tayyip Erdogan) bahwa akan lebih baik menunda," kata Kerry kepada wartawan di Istanbul pekan lalu, mendesak Erdogan untuk menunggu situasi yang tepat.
Tapi permintaan Kerry mendapat kritik dari pemerintah Turki.
"Hanya pemerintah kami memutuskan di mana dan kapan perdana menteri kami atau pejabat Turki yang lain akan pergi, dan tidak dalam posisi untuk meminta izin atau penerimaan otoritas apapun," kata Arinc Bulent wakil perdana menteri dan juru bicara pemerintah.
"Karena baik Mr.Kerry dan dunia tahu bahwa Turki memiliki kekuatan untuk melakukan apa pun yang diinginkannya pada waktu yang diinginkan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.