Siapa yang belum pernah makan mie instan? Hampir semua orang dipastikan pernah makan mie instan. Entah pagi, siang atau malam, sepertinya pas saja kalo makan mie instan. Apalagi kalau cuaca dingin, paling sip makan mie instan, terasa segar nikmatnya.
Tapi, tahukah kita sebagian zat yang terkandung di mie instan ? Ternyata tidak baik dikonsumsi. Apalagi banyak orang mengkonsumsi mie instan dalam waktu yang lama dan hampir setiap hari. Mau tahu apa saja bahaya mie instan ? Mari kita coba cermati.
Mie instan dibuat dari campuran tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat (berfungsi sebagai pengemulsi/penstabil), natrium karbonat dan kalium karbonat yang berfungsi sebagai pengatur asam. Selain itu, mie yang tampilannya menarik rupanya juga karena “dipoles” zat pewarna kuning (tartrazine). Selain mie itu sendiri, ada pula bumbu mie instan yang banyak mengandung garam, cabe, dan bumbu-bumbu lain. Bumbu mie instan juga tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG (monosodium glutamat) yang berfungsi sebagai penguat rasa.
Mie instan yang beredar saat ini, ternyata cukup membahayakan. Telah diketahui bahwa permukaan mie instan dilapisi oleh lilin. Inilah kenapa mie tidak pernah lengket satu sama lain. Lilin ini sangat membahayakan kesehatan tubuh, karena tubuh kita butuh waktu lama untuk mencerna lilin ini, yakni sekitar dua hari. Jika zat ini terus menumpuk dalam tubuh, kemungkinan kita untuk terkena penyakit kanker sangatlah tinggi. Misalnya, kanker hati, usus, atau leukimia. Tak hanya lilin dari mie instan, bumbu zat aditif seperti MSG pun bisa menjadi pemicu kanker dalam tubuh.
Mengkonsumsi mie instan terus-menerus sama dengan menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sel jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan jaringan sel otak ini juga akan memicu penyakit-penyakit lain seperti stroke atau kelumpuhan.
Lalu bagaimana jika Anda memang tidak bisa lepas dari konsumsi mie instan ? Jangan khawatir, ada beberapa langkah untuk menurunkan efek jeleknya. Pertama, sebaiknya jangan setiap hari memakannya. Setelah makan mie instan, beri jangka waktu sekitar 3 hari bila ingin memakannya lagi. Hal ini bertujuan untuk memberi waktu bagi tubuh agar bisa mencerna lilin (pelapis mie) sampai benar-benar habis dan tidak menumpuk di tubuh. Penumpukkan lilin sangat berbahaya bagi tubuh. Kita masih bisa mengkonsumsi mie dengan intensitas yang tidak sering, jadi jangan setiap hari. Seperti dengan mengkonsumsi mie instan dengan jarak tiga hari sekali juga termasuk langkah awal yang bagus menuju hidup sehat.
Tapi, tahukah kita sebagian zat yang terkandung di mie instan ? Ternyata tidak baik dikonsumsi. Apalagi banyak orang mengkonsumsi mie instan dalam waktu yang lama dan hampir setiap hari. Mau tahu apa saja bahaya mie instan ? Mari kita coba cermati.
Mie instan dibuat dari campuran tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat (berfungsi sebagai pengemulsi/penstabil), natrium karbonat dan kalium karbonat yang berfungsi sebagai pengatur asam. Selain itu, mie yang tampilannya menarik rupanya juga karena “dipoles” zat pewarna kuning (tartrazine). Selain mie itu sendiri, ada pula bumbu mie instan yang banyak mengandung garam, cabe, dan bumbu-bumbu lain. Bumbu mie instan juga tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG (monosodium glutamat) yang berfungsi sebagai penguat rasa.
Mie instan yang beredar saat ini, ternyata cukup membahayakan. Telah diketahui bahwa permukaan mie instan dilapisi oleh lilin. Inilah kenapa mie tidak pernah lengket satu sama lain. Lilin ini sangat membahayakan kesehatan tubuh, karena tubuh kita butuh waktu lama untuk mencerna lilin ini, yakni sekitar dua hari. Jika zat ini terus menumpuk dalam tubuh, kemungkinan kita untuk terkena penyakit kanker sangatlah tinggi. Misalnya, kanker hati, usus, atau leukimia. Tak hanya lilin dari mie instan, bumbu zat aditif seperti MSG pun bisa menjadi pemicu kanker dalam tubuh.
Mengkonsumsi mie instan terus-menerus sama dengan menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sel jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan jaringan sel otak ini juga akan memicu penyakit-penyakit lain seperti stroke atau kelumpuhan.
Lalu bagaimana jika Anda memang tidak bisa lepas dari konsumsi mie instan ? Jangan khawatir, ada beberapa langkah untuk menurunkan efek jeleknya. Pertama, sebaiknya jangan setiap hari memakannya. Setelah makan mie instan, beri jangka waktu sekitar 3 hari bila ingin memakannya lagi. Hal ini bertujuan untuk memberi waktu bagi tubuh agar bisa mencerna lilin (pelapis mie) sampai benar-benar habis dan tidak menumpuk di tubuh. Penumpukkan lilin sangat berbahaya bagi tubuh. Kita masih bisa mengkonsumsi mie dengan intensitas yang tidak sering, jadi jangan setiap hari. Seperti dengan mengkonsumsi mie instan dengan jarak tiga hari sekali juga termasuk langkah awal yang bagus menuju hidup sehat.
Saat memasak mie instan, Anda tentu merebus mie terlebih dahulu dengan air mendidih. Setelah mie instan yang anda masak tersebut telah matang jangan langsung mengkonsumsinya. Bahaya makan mie instan yang ada kandungan lilinnya selalu mengancam anda. Jadi tiriskan dulu mie yang telah matang tersebut. Untuk mie instan goreng, setelah mie masak, tiriskan lalu bilas lagi dengan air bersih yang tentunya sudah matang. Untuk mie instan kuah, setelah mie matang, jangan langsung dibubuhi bumbu mie instan. Tiriskan dahulu mie-nya, lalu buang air sisa perebusan mie. Untuk kuah, Anda bisa memakai air panas yang baru.
Memang agak repot, namun perlakuan ini untuk meminimalisir masuknya zat lilin ke dalam tubuh. Saat mie direbus, lilin bisa lepas dari mie dan menyatu dengan air rebusan. Itulah sebabnya, sebaiknya jangan mengkonsumsi air rebusan mie. Selain itu, ada sebagian orang yang lebih suka memakan mie instan dengan kondisi yang masih kriuk-kriuk (setengah matang). Ini juga perlu berhati-hati karena bahaya makan mie instan seperti itu lebih besar dibanding makan yang matang. Kinerja organ pencernaan akan lebih berat jika kita mengkonsumsi mie instan dalam kondisi setengah matang. Bahkan bagi sebagian orang yang memang kondisi organ pencernaannya kurang baik, akan terasa mules dan sering buang air besar jika memakan mie instan dalam kondisi setengah matang.
Banyak kasus nyata tentang orang yang sakit dan diduga disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi mie instan. Karena itu, sebaiknya mari kita mulai mengurangi konsumsi mie instan. Bukannya menakut-nakuti, tetapi pilihan makanan sehat kan masih banyak. Sayuran hijau, buah segar, tempe, tahu, dan berbagai makanan sehat lain kan masih banyak yang bisa kita konsumsi. Bukankah lebih baik mengkonsumsi makanan sehat daripada mengkonsumsi mie instan yang banyak. Sepakat ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.