Facebook memang membius banyak orang. Jejaring Sosial ini menjadi ajang untuk saling berkenalan, saling berinteraksi dan menjalin hubungan. Bukan berarti tanpa manfaat sama sekali, akan tetapi daya rusak Facebook sudah banyak memberikan bukti secara empirik.
Tidak hanya ABG yang awam dalam masalah agama, para aktivis akhawat muslimah yang militan dan bercadarpun sering kali menjadi korban. Pelakunya pun beragam, mulai dari yang berprofesi sebagai mahasiswa hingga yang bergaya Ustadz atau aktivis.
Menurut laporan kepolisian, kasus-kasus seperti ini memiliki tingkat kesulitan untuk diungkap. Berulang kali kejahatan terjadi setelah korban dan pelaku berkenalan di facebook. Awalnya memang manis, komunikasi berjalan lancar sampai akhirnya kedua pihak sepakat untuk bertemu. Selanjutnya, tentu tidak diharapkan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto mengatakan, modus seperti itu memang bukan hal baru, terlebih saat ini teknologi sudah semakin berkembang. Untuk itu, Rikwanto menyarankan agar para wanita tak mudah diajak bertemu dengan pria yang baru dikenalnya.
“Jangan mudah percaya atau tertarik, apalagi sampai menghilangkan kesadaran penuh. Artinya diajak kemana lalu nurut saja, takut terpengaruh dengan bahasa-bahasa yang diisyaratkan untuk menjerumuskan,” katanya.
Menurut Rikwanto, pembelajaran juga perlu diberikan kepada para wanita utamanya yang masih masuk kategori anak baru gede (ABG). Bujuk rayu dengan kata-kata manis, kata Rikwanto, jangan ditanggapi secara berlebihan.
“Si anak harus paham dunia-dunia maya yang serba membius, terlalu menarik untuk ditinggalkan, akhirnya hanyut,” tuturnya.
Tidak hanya ABG yang awam dalam masalah agama, para aktivis akhawat muslimah yang militan dan bercadarpun sering kali menjadi korban. Pelakunya pun beragam, mulai dari yang berprofesi sebagai mahasiswa hingga yang bergaya Ustadz atau aktivis.
Menurut laporan kepolisian, kasus-kasus seperti ini memiliki tingkat kesulitan untuk diungkap. Berulang kali kejahatan terjadi setelah korban dan pelaku berkenalan di facebook. Awalnya memang manis, komunikasi berjalan lancar sampai akhirnya kedua pihak sepakat untuk bertemu. Selanjutnya, tentu tidak diharapkan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto mengatakan, modus seperti itu memang bukan hal baru, terlebih saat ini teknologi sudah semakin berkembang. Untuk itu, Rikwanto menyarankan agar para wanita tak mudah diajak bertemu dengan pria yang baru dikenalnya.
“Jangan mudah percaya atau tertarik, apalagi sampai menghilangkan kesadaran penuh. Artinya diajak kemana lalu nurut saja, takut terpengaruh dengan bahasa-bahasa yang diisyaratkan untuk menjerumuskan,” katanya.
Menurut Rikwanto, pembelajaran juga perlu diberikan kepada para wanita utamanya yang masih masuk kategori anak baru gede (ABG). Bujuk rayu dengan kata-kata manis, kata Rikwanto, jangan ditanggapi secara berlebihan.
“Si anak harus paham dunia-dunia maya yang serba membius, terlalu menarik untuk ditinggalkan, akhirnya hanyut,” tuturnya.
Mengenali Modus
Para ABG, khususnya muslimah perlu mengetahui modus dan trik-trik kejahatan ini. Dengan berbagai alasan biasanya pelaku pencabulan berakhlak bejad ini akan berusaha untuk mendapatkan data dari targetnya. Mulai dari nomor HP, PIN BB, hingga alamat rumah.
Alasanya bisa dibuat-buat. Kirim SMS Tausiyah, Info Palestina, Perkembangan Suriah, Agenda Pengajian, dan lain sebagainya. Jika tahap ini selesai, biasanya akan dilanjutkan dengan membuka pembicaraan soal individu. Mulai dari, “apa kabar?” sampai “jangan lupa shaum ya!”. Mulai dari undangan pengajian, sampai tawaran “mau diantar?”.
Maka setelah itu, tiba-tiba penjahat cabul ini sudah melangkah ke tahap berikutnya. “Saya sudah didepan rumah kamu, keluar dong”. Lalu dengan mengikuti perasaannya, perempuan yang kurang menjaga kehormatannya akan datang menemui orang tersebut.
Ini hanyalah awalan. Setelah itu akan banyak tipu daya yang tidak akan bisa dipahami oleh perempuan. Ini hanyalah awalan. Banyak perempuan hanya bisa mengerti setelah menjadi seorang ibu. Ini hanyalah awalan. Karena perempuan dan laki-laki berbeda dalam memandang lawan jenisnya. Mereka tidak akan saling memahami, akan tetapi sudah jelas siapa yang akan merugi. Ini hanyalah awalan. Setelah itu akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maka, jadikan ini sebagai akhir kisah pengkhianatan kita kepada Allah dan syariat-Nya. Ini hanyalah awal dari jebakan-jebakan syetan dan perangkap hawa nafsu yang akan membawa pada akhir yang buruk.
(muslimahzone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.