SALAH satu ciptaan Allah Swt yang wajib kita imani keberadaannya adalah para malaikat. Tidak dikatakan beriman seseorang yang meragukan keberadaan malaikat apalagi mengingkarinya.
Kata malaikat (bahasa Arab) merupakan bentuk jamak dari malak yang artinya kekuatan. Mashdarnya al-alaukah yang artinya risalah atau misi.
Malaikat adalah mahluk ghaib yang senantiasa menyembah Allah Swt, tidak pernah durhaka kepada-Nya serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Allah Swt berfirman, “Dan mereka berkata: “Tuhan yang Maha Pemurah Telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (QS. Al-Anbiya: 26-27).
Jika manusia terbuat dari tanah, jin terbuat dari api, maka malaikat terbuat dari cahaya. Seperti yang diterangkan dalam hadits Ummul Mu’minin ‘Aisyah r.a, dia mengatakan bahwasannya Rasulullah Saw bersabda, “Malaikiat diciptakan dari cahaya.” (HR. Muslim).
Para malaikat sangat banyak jumlahnya. Langit yang sedemikian luasnya telah dipenuhi oleh para malaikat yang selalu beribadah kepada Allah. Sehingga jarak antara satu malaikat dengan malaikat lainnya tidak lebih dari 4 jari manusia.
Seperti yang dijelaskan dalam hadits Abu Dzar, dia mengatakan bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan mendengar apa yang kalian tidak dengar. Bahwa langit itu bersuara dan ia berhak bila bersuara. Tiada (di langit) itu tempat (untuk) empat jari melainkan ada satu malaikat yang meletakkan dahinya untuk sujud kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).
Kata malaikat (bahasa Arab) merupakan bentuk jamak dari malak yang artinya kekuatan. Mashdarnya al-alaukah yang artinya risalah atau misi.
Malaikat adalah mahluk ghaib yang senantiasa menyembah Allah Swt, tidak pernah durhaka kepada-Nya serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Allah Swt berfirman, “Dan mereka berkata: “Tuhan yang Maha Pemurah Telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” (QS. Al-Anbiya: 26-27).
Jika manusia terbuat dari tanah, jin terbuat dari api, maka malaikat terbuat dari cahaya. Seperti yang diterangkan dalam hadits Ummul Mu’minin ‘Aisyah r.a, dia mengatakan bahwasannya Rasulullah Saw bersabda, “Malaikiat diciptakan dari cahaya.” (HR. Muslim).
Para malaikat sangat banyak jumlahnya. Langit yang sedemikian luasnya telah dipenuhi oleh para malaikat yang selalu beribadah kepada Allah. Sehingga jarak antara satu malaikat dengan malaikat lainnya tidak lebih dari 4 jari manusia.
Seperti yang dijelaskan dalam hadits Abu Dzar, dia mengatakan bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan mendengar apa yang kalian tidak dengar. Bahwa langit itu bersuara dan ia berhak bila bersuara. Tiada (di langit) itu tempat (untuk) empat jari melainkan ada satu malaikat yang meletakkan dahinya untuk sujud kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).
Ada fakta yang sangat menarik dari mahluk Allah Swt yang satu ini. Ternyata malaikat pun pergi haji seperti manusia. Bahkan malaikat terlebih dahulu melaksanakan ibadah haji jauh sebelum manusia melakukannya.
Jika manusia berhaji ke Ka’bah yang ada di Arab Saudi maka malaikat berhaji ke Baitul Makmur yang ada di langit ke tujuh.
Ketika Nabi Saw dimi’rajkan ke langit tujuh, maka beliau dibawa ke tempat yang bernama Baitul Makmur. Lalu Malaikat Jibril berkata pada beliau: “ ini adalah baitul makmur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang masuk ke dalamnya, ketika mereka keluar, yang akhir dari mereka tidak kembali lagi ke Baitul Makmur.” (HR. Muslim)
Baitul Makmur letaknya sejurus dengan Ka’bah yang ada di bumi. Seperti yang diterangkan dalam hadits Dari Qatadah dia berkata, diceritakan pada kami bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Baitul Makmur adalah sebuah masjid yang ada di langit sejurus dengan Ka’bah. Seandainya Baitul Makmur itu jatuh niscaya menimpa Ka’bah. Setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat yang masuk ke dalamnya, ketika mereka telah keluar, mereka tidak pernah kembali ke Baitul Makmur.” ( Ibnu Jarir, Fii Fatkh Al-Baari Juz 9 Hal. 493)
Jadi para malaikat berhaji hanya sekali seumur hidupnya. Dan penyelenggaraannya dilakukan setiap hari. Berbeda dengan manusia yang diperbolehkan untuk berhaji lebih dari satu kali. namun waktu pelaksanaannya harus menunggu bulan haji yang terjadi sekali dalam setahun. [Islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.