Anas bin Malik radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti dikatakan kepada orang kafir, ‘Apa pendapatmu seandainya kamu mempunyai emas sebesar bumi, apakah kamu mau menebus siksa dengannya?’. Maka dia mengatakan, ‘Ya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Sungguh, di dunia kamu telah diminta untuk melakukan sesuatu yang lebih mudah daripada itu.’.” (HR. Muslim)
Di dalam riwayat lainnya, dijelaskan, “Allah tabaraka wa ta’ala berkata kepada penghuni neraka yang paling ringan siksanya, ‘Seandainya kamu mempunyai dunia seisinya, apakah kamu mau menebus siksa ini dengannya?’. Maka dia menjawab, ‘Ya.’ Lalu Allah mengatakan, ‘Sungguh dahulu Aku menginginkan darimu sesuatu yang lebih mudah daripada itu, ketika kamu masih berada di sulbi Adam; janganlah kamu mempersekutukan-Ku -aku mengira beliau berkata- maka Aku tidak akan masukkan kamu ke dalam neraka, namun kamu justru enggan melainkan tetap berkeras untuk melakukan kesyirikan.” (HR. Muslim)
Di dalam riwayat lainnya, dijelaskan, “Allah tabaraka wa ta’ala berkata kepada penghuni neraka yang paling ringan siksanya, ‘Seandainya kamu mempunyai dunia seisinya, apakah kamu mau menebus siksa ini dengannya?’. Maka dia menjawab, ‘Ya.’ Lalu Allah mengatakan, ‘Sungguh dahulu Aku menginginkan darimu sesuatu yang lebih mudah daripada itu, ketika kamu masih berada di sulbi Adam; janganlah kamu mempersekutukan-Ku -aku mengira beliau berkata- maka Aku tidak akan masukkan kamu ke dalam neraka, namun kamu justru enggan melainkan tetap berkeras untuk melakukan kesyirikan.” (HR. Muslim)
Hadits yang mulia ini menjelaskan kepada kita bahwa :
1. Orang kafir akan kekal di dalam neraka
2. Hanya orang beriman saja yang masuk ke dalam surga
3. Syirik adalah sebab kekal di dalam neraka
4. Hakikat iman itu adalah beribadah kepada Allah dan tidak menyembah selain-Nya siapa pun dia, entah itu nabi, malaikat, atau wali dan benda-benda keramat
5. Kesenangan dunia seisinya ini tidak ada gunanya apabila tidak diiringi dengan keimanan kepada Allah dan syukur kepada-Nya
6. Wajibnya bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita, terutama adalah nikmat hidup, dan cara mensyukurinya adalah dengan tunduk beribadah kepada-Nya dengan ikhlas dan mengikuti tuntunan. Sebab apabila ibadah itu hanya ikhlas dan tidak mengikuti tuntunan maka tidak diterima. Sebagaimana pula apabila mengikuti tuntunan namun tidak ikhlas, maka juga tidak diterima. Maka ibadah itu harus ikhlas dan harus mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Via Abumushlih.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.