Sebuah foto yang tersebar secara online yang menunjukkan seorang polisi mengenakan jilbab dan lispstik memicu kemarahan di negara bagian Minnesota karena menghina budaya masyarakat Muslim.
"Saya benar-benar muak," kata Bile Ramla, seorang wanita Muslim di Minneapolis, kepada Star Tribune sebagaimana dilansir onislam.net, Selasa 5 Februari.
"Identitas saya bukanlah kostum, dan itu tidak bagus untuk budaya (Islam) akan berubah menjadi karikatur."
Kontroversi dimulai dengan tweet oleh Mukhtar Ibrahim, seorang jurnalis yang berbasis di Washington, DC, menanyakan tentang foto pada akun kepolisian kota St. Paul.
"Bisakah anda memverifikasi apakah orang ini mengejek karyawan wanita Somalia di Target (supermarket) adalah salah satu petugas Anda?" Ibrahim, yang dulu tinggal di St Paul, mengatakan dalam tweetnya.
Foto itu menunjukkan seorang polisi pria kulit putih memakai tag nama wanita Somalia yang bekerja pada supermarket Target. Ia juga memasang ponsel yang terselip di antara sisi wajahnya dan jilbab, sebuah praktek yang umum di kalangan wanita yang tengah bekerja.
Ibrahim menerima balasan dari St Paul polisi pada Senin, mengatakan "SPPD (St.Pauli Police Department berterimakasih atas informasi ini dan akan menjadi perhatian kami. Kami menganggapnya dengan serius dan sedang menyelidiki."
Juru bicara polisi Howie Padilla mengkonfirmasi bahwa seorang polisi St. Pauli memang berada dalam foto itu, tetapi tidak bisa mengungkapkan identitasnya.
Walikota Chris Coleman juga mengatakan dia akan menindaklanjuti penyelidikan masalah ini.
"Saya benar-benar muak," kata Bile Ramla, seorang wanita Muslim di Minneapolis, kepada Star Tribune sebagaimana dilansir onislam.net, Selasa 5 Februari.
"Identitas saya bukanlah kostum, dan itu tidak bagus untuk budaya (Islam) akan berubah menjadi karikatur."
Kontroversi dimulai dengan tweet oleh Mukhtar Ibrahim, seorang jurnalis yang berbasis di Washington, DC, menanyakan tentang foto pada akun kepolisian kota St. Paul.
"Bisakah anda memverifikasi apakah orang ini mengejek karyawan wanita Somalia di Target (supermarket) adalah salah satu petugas Anda?" Ibrahim, yang dulu tinggal di St Paul, mengatakan dalam tweetnya.
Foto itu menunjukkan seorang polisi pria kulit putih memakai tag nama wanita Somalia yang bekerja pada supermarket Target. Ia juga memasang ponsel yang terselip di antara sisi wajahnya dan jilbab, sebuah praktek yang umum di kalangan wanita yang tengah bekerja.
Ibrahim menerima balasan dari St Paul polisi pada Senin, mengatakan "SPPD (St.Pauli Police Department berterimakasih atas informasi ini dan akan menjadi perhatian kami. Kami menganggapnya dengan serius dan sedang menyelidiki."
Juru bicara polisi Howie Padilla mengkonfirmasi bahwa seorang polisi St. Pauli memang berada dalam foto itu, tetapi tidak bisa mengungkapkan identitasnya.
Walikota Chris Coleman juga mengatakan dia akan menindaklanjuti penyelidikan masalah ini.
"Kota dan kantor walikota menganggap ini sangat serius, dan walikota secara pribadi akan memantau dengan tegas," kata juru bicaranya Joe Campbell.
Sementara juru bicara Target, Molly Snyder, mengatakan bahwa polisi dalam gambar itu mendapatkan seragam itu dari petugas keamanan yang sedang tidak bertugas.
"Sebagai sebuah perusahaan yang mendukung inklusivitas dan keragaman, kami terkejut oleh foto ini, dan tidak mentolerir atau membiarkan diskriminasi atau pelecehan apapun," kata Snyder dalam sebuah pernyataan tertulis.
"Kami sedang melakukan penyelidikan dan berbicara dan mendukung semua anggota tim kami di St.Paul ."
Penghinaan
Penduduk Muslim telah menyerukan tindakan disiplin dan pelatihan kepekaan budaya kepada polisi dalam foto itu.
"Kami tidak melihat terlalu banyak jenis-jenis kasus dan itu bukan yang terbesar yang telah kita lihat," kata Lori Saroya, direktur eksekutif Council on American-Islamic Relations wilayah Minnesota.
Saroya mengatakan komunitas Muslim di Minnesota selalu menikmati hubungan baik dengan kepolisian. kota St.Paul dan negara bagian Minneapolis.
"Saya tidak berpikir dia melakukannya untuk menyinggung atau menghina. Ini sepertinya menjadi kebodohan. "
Sejumlah orang menanggapi foto itu di Twitter, beberapa menggunakan hashtag # CultureNOTCostume.
"Tidak pernah lucu, dan tidak sesuai untuk mengejek identitas budaya seseorang," kata sebuah tweet.
Di antara komentar lain adalah, "Melindungi dan melayani tidak diterjemahkan ke dalam mengejek dan menghina." [
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.