Seorang mukmin tak menganggap remeh kebaikan, meski hanya wajah manis dan senyum tulus pada perjumpaan dengan sesama. Inilah terada kawan bercerita,
Satu kali dia didatangi seseorang yg tak dikenalnya ; menyalami dan mengucapkan terimakasih dengan mata berkaca kaca. Kawan ini, dengan lesung pipit manis bertanya heran "Atas apa ?"
Si asing menjawab masih terisak, 'Atas senyum Anda !" Mengapa ? "Sebab ketika itu," lanjutnya berkisah, "saya dalam putus asa berjalan tak tentu arahnya; merasa bahwa hidup begitu kejam, dan dunia hanya berisi orang yg jahat pada saya ! Gelap ! Entah .... sepertinya saat itu yg pasti hanya satu; saya harus bunuh diri ! Tapi lalu kita berpapasan, dan Anda tersenyum ! Terimakasih atas senyum itu; senyum yg mengingatkan saya bahwa dunia masih dipenuhi insan baik hati ... Dan bahwa saya masih berhak dan layak untuk berbuat baik."
Satu kali dia didatangi seseorang yg tak dikenalnya ; menyalami dan mengucapkan terimakasih dengan mata berkaca kaca. Kawan ini, dengan lesung pipit manis bertanya heran "Atas apa ?"
Si asing menjawab masih terisak, 'Atas senyum Anda !" Mengapa ? "Sebab ketika itu," lanjutnya berkisah, "saya dalam putus asa berjalan tak tentu arahnya; merasa bahwa hidup begitu kejam, dan dunia hanya berisi orang yg jahat pada saya ! Gelap ! Entah .... sepertinya saat itu yg pasti hanya satu; saya harus bunuh diri ! Tapi lalu kita berpapasan, dan Anda tersenyum ! Terimakasih atas senyum itu; senyum yg mengingatkan saya bahwa dunia masih dipenuhi insan baik hati ... Dan bahwa saya masih berhak dan layak untuk berbuat baik."
Demikianlah senyuman, atas izin Allah telah menyelamatkan sebuah kehidupan. Demikianlah senyuman, atas izin Allah dia telah membuat sebuah hati kembali ; dari keputusasaan menuju semangat berkebaikan.
Shalihin shalihat, Mari hiasi hari ini dengan manis wajah dan senyuman, sebab dengan itu, mukmin yg paling papa pun adalah kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.