“Bila kita harus menunggu satu atau dua anggota permanen, maka nasib Suriah akan benar-benar berbahaya,” kata Erdogan dalam jumpa pers di Istanbul Sabtu (13/10).
Kemajuan dalam penyelesaian krisis Suriah terhambat atas veto dua anggota permanen Rusia dan Cina. Sejauh ini Moskwa dan Beijing memblok tiga rancangan resolusi yang yang didukung Barat dan negara-negara Arab, dengan alasan resolusi itu merupakan campur tangan urusan dalam negeri Suriah.
“Saatnya untuk mengubah struktur institusi internasional dan dimulai dengan Dewan Keamanan PBB,” kata Erdogan.
Ia mengatakan, reformasi DK PBB harus mempertmibangkan meningkatnya kekuatan sejumlah negara termasuk Turki, Brasil, India, dan Indonesia. “Barat tidak lagi satu-satunya pusat dunia,” katanya.
Utusan PBB dan Liga Arab Lakhdar Brahimi dan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle saat ini berada di Istanbul untuk mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Turki terkait konflik Suriah.
Ketegangan antara Suriah dan Turki meningkat setelah Istanbul memaksa pesawat penumpang Suriah dalam perjalanan dari Moskwa mendarat di Turki.
Turki menyita apa yang disebut Erdogan pengiriman amunisi ilegal. Insiden di perbatasan Suriah-Turki terjadi beberapa kali ini bulan ini.
http://news.fimadani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.