Presiden Mesir Mohammad Mursi memerintahkan parlemen untuk kembali bekerja setelah sebulan dibekukan penguasa militer. Mursi, yang partainya memenangkan pemilu, mengatakan parlemen harus terbentuk kembali hingga pemilu baru digelar.
Menanggapi dekrit presiden ini, penguasa militer menyatakan akan segera menggelar pertemuan darurat. BBC melaporkan, dekrit Mursi ini diyakini akan memicu pertentangan dengan pemimpin militer. Ini dianggap sebagai langkah berani Mursi karena konsekuensinya ia akan berhadapan dengan pemegang senjata.
Dewan Tinggi Militer (SCAF) mengambil alih kekuasaan setahun lalu ketika Hosni Mubarak jatuh. SCAF juga mengambil langkah berani sebulan lalu dengan membekukan parlemen dan mengambil alih kekuasaan parlemen. Alasannya, pelaksanaan pemilu tahun lalu yang mengasilkan parlemen saat ini melanggar undang-undang dasar.
Karena itu dekrit Mursi kali ini dianggap bisa memicu konfrontasi terbuka dengan militer. Sejak awal Ikhwanul Muslimin, kelompok yang mengusung Mursi menolak keputusan SCAF tersebut. Kini, dengan kekuasaannya Mursi memerintahkan pembatalan keputusan SCAF tersebut. Mursi menginginkan hari ini anggota parlemen sudah bisa kembali bekerja.
Namun, agaknya itu tidak akan mudah. Sebab, mereka harus melalui penjagaan ketat militer dan polisi di luar gedung parlemen. Dengan kembali aktif, parlemen berarti bisa membuat peraturan-peraturan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.