Bhakti merasa herman, eh, heran dengan logika orang liberal. Kata orang liberal, kita tidak boleh menyalahkan orang. Yang benar hanya Tuhan. Yang paling tahu kebenaran adalah Tuhan. Maka, manusia tidak punya hak merebut hak Tuhan. Begitu katanya.
“Kyai, pagimana sih sebenarnya? Ane kebingungan sendiri.”
“Bingung soal apa?”
“Itu, soal kebenaran hanya Tuhan yang tau. Manusia tidak ada yang tahu hakikat kebenaran.”
“Terus, apanya yang bikin bingung?”
“Berarti kita tidak boleh menyalahkan orang dong?”
“Kata siapa?”
“Kata Irshad Manji.”
“Emang si Manji ngomong apa?”
“Ya itu, bahwa katanya kita tidak berhak untuk menghakimi orang lain salah, sesat, masuk neraka dan sebagainya.”
“Ya jawab dong, untuk apa ada syari’at kalo urusan benar salah saja nunggu keputusan Tuhan. Justeru Tuhan menurunkan kitab suci, mengutus para rasul, para sahabat, para ulama yang soleh untuk menyampaikan yang benar itu begini, yang salah itu begono. Nilai-nilai kebenaran itu sudah dititipkan kepada manusia-manusia pilihan dan mulia itu.”
“Terus, kalo si Manji tetap ngotot, bahwa hanya Tuhan yang tahu soal kebenaran, bagaimana kyai?”
“Ya bilang saja jangan ngotot sama sampeyan. Suruh cepet-cepet saja biar dia Tahu bahwa Tuhan sudah mentitipkan kebenaran itu kepada para utusannya.”
“Cepet-cepet kemana kyai?”
“Cepet-cepet ketemu Tuhan biar tahu soal kebenaran!”
Qiqiqiqiqiqi, Bhakti cengar-cengir.
“Kyai, pagimana sih sebenarnya? Ane kebingungan sendiri.”
“Bingung soal apa?”
“Itu, soal kebenaran hanya Tuhan yang tau. Manusia tidak ada yang tahu hakikat kebenaran.”
“Terus, apanya yang bikin bingung?”
“Berarti kita tidak boleh menyalahkan orang dong?”
“Kata siapa?”
“Kata Irshad Manji.”
“Emang si Manji ngomong apa?”
“Ya itu, bahwa katanya kita tidak berhak untuk menghakimi orang lain salah, sesat, masuk neraka dan sebagainya.”
“Ya jawab dong, untuk apa ada syari’at kalo urusan benar salah saja nunggu keputusan Tuhan. Justeru Tuhan menurunkan kitab suci, mengutus para rasul, para sahabat, para ulama yang soleh untuk menyampaikan yang benar itu begini, yang salah itu begono. Nilai-nilai kebenaran itu sudah dititipkan kepada manusia-manusia pilihan dan mulia itu.”
“Terus, kalo si Manji tetap ngotot, bahwa hanya Tuhan yang tahu soal kebenaran, bagaimana kyai?”
“Ya bilang saja jangan ngotot sama sampeyan. Suruh cepet-cepet saja biar dia Tahu bahwa Tuhan sudah mentitipkan kebenaran itu kepada para utusannya.”
“Cepet-cepet kemana kyai?”
“Cepet-cepet ketemu Tuhan biar tahu soal kebenaran!”
Qiqiqiqiqiqi, Bhakti cengar-cengir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.