Sebuah pabrik pupuk di Texas, Amerika Serikat, meledak pekan lalu. Akibatnya, sedikitnya 35 orang meninggal serta ratusan luka-luka. Selain itu, sejumlah bangunan ambruk dan mengalami kerusakan parah.
Menurut petugas keamanan, kuatnya ledakkan setara dengan percobaan bom nuklir. Wah gawat juga, ledakan pabrik pupuk bisa menyamai bom nuklir!
Tetapi mengapa pabrik pupuk bisa meledak? Benarkah pupuk bisa digunakan sebagai bom?
Memang benar, pupuk urea yang biasa digunakan petani untuk memupuk padi itu, bisa digunakan sebagai bahan baku bom. Karena materi pembuatannya sama. Salah satu bahan pupuk adalah zat yang bernama amonia. Merupakan senyawa (perpaduan) dari nitrogen dan hidrogen. Zat tersebut mudah meledak jika terkena suhu panas.
Mudah Ditemukan
Sudah lama amonia digunakan untuk bahan pembuatan bom. Di antaranya granat maupun bom skala kecil lainnya. Meski merupakan zat berbahaya, amonia mudah ditemukan di sekitar kita.
Gas amonia berada di septic tank, tempat pembuangan sampah (TPS), di rawa-rawa, bahkan di air kencing kita.
Biasanya amonia keluar dari proses pembusukan. Contohnya pembusukan sampah atau hewan yang sudah mati. Juga dari pembusukan kotoran makhluk hidup.
Amonia mudah diidentifikasi dari baunya. Jika kamu mencium bau "harum" dari bekas air kencing atau dekat tempat pembuangan sampah, itulah bau amonia.
Wah, kalau begitu air kencing pun bisa dijadikan bom, dong? Memang, pada dasarnya bisa. Tapi yang bisa membuat hanya para ahli.
Menurut petugas keamanan, kuatnya ledakkan setara dengan percobaan bom nuklir. Wah gawat juga, ledakan pabrik pupuk bisa menyamai bom nuklir!
Tetapi mengapa pabrik pupuk bisa meledak? Benarkah pupuk bisa digunakan sebagai bom?
Memang benar, pupuk urea yang biasa digunakan petani untuk memupuk padi itu, bisa digunakan sebagai bahan baku bom. Karena materi pembuatannya sama. Salah satu bahan pupuk adalah zat yang bernama amonia. Merupakan senyawa (perpaduan) dari nitrogen dan hidrogen. Zat tersebut mudah meledak jika terkena suhu panas.
Mudah Ditemukan
Sudah lama amonia digunakan untuk bahan pembuatan bom. Di antaranya granat maupun bom skala kecil lainnya. Meski merupakan zat berbahaya, amonia mudah ditemukan di sekitar kita.
Gas amonia berada di septic tank, tempat pembuangan sampah (TPS), di rawa-rawa, bahkan di air kencing kita.
Biasanya amonia keluar dari proses pembusukan. Contohnya pembusukan sampah atau hewan yang sudah mati. Juga dari pembusukan kotoran makhluk hidup.
Amonia mudah diidentifikasi dari baunya. Jika kamu mencium bau "harum" dari bekas air kencing atau dekat tempat pembuangan sampah, itulah bau amonia.
Wah, kalau begitu air kencing pun bisa dijadikan bom, dong? Memang, pada dasarnya bisa. Tapi yang bisa membuat hanya para ahli.
Berbahayakah Amonia?
Kalau begitu, amonia berbahaya? Berbahaya tetapi juga bermanfaat. Barangkali kamu pernah membaca berita ada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang meledak. Itu karena zat amonia yang terjebak dalam timbunan sampah terkena panas. Maka sebaiknya, tempat pembuangan sampah bersifat terbuka. Agar zat amonia bisa terbang bebas ke udara.
Mungkin kamu juga pernah membaca berita, pembuatan biogas dari kotoran sapi. Memang kotoran sapi (juga hewan lain) mengeluarkan zat amonia yang bisa digunakan untuk menyalakan kompor gas dan memasak.
Lalu mengapa amonia dijadikan bahan pembuatan pupuk? Karena salah satu unsurnya yakni nitrogen (N) bersifat menyuburkan tanaman. Sejumlah hewan seperti kecoa dan bakteri pengurai sangat senang dengan amonia. Makanya mereka kerap berkerumun di tempat-tempat yang kotor.
Karena amonia sangat berbahaya, maka proses pembuatan pupuk di pabrik harus sangat hati-hati. Karena jika teledor, bisa mengakibatkan ledakan. Seperti peristiwa di Texas itu, juga di tempat-tempat lain.
Tetapi jangan takut, amonia yang sudah menjadi pupuk urea tidak berbahaya. Karena sudah diolah sedemikian rupa sehingga aman. Jadi kamu tak perlu was-was, sawah meledak gara-gara ditaburi pupuk urea. Meski demikian sebaiknya kamu tidak memegang pupuk urea menggunakan tangan telanjang. Harus menggunakan sarung tangan (alat pelindung) agar kulitmu tak iritasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.