2. Pengurangan (mengurangi segala bentuk kemaksiatan/keburukan, juga mengurangi jumlah org miskin, org sakit & org bodoh, BUKAN mengurangi takaran, timbangan, & hak2 rakyat seperti curang dlm berdagang & mengkorup uang rakyat);
3. Perkalian (melipat-gandakan perhatian, kepedulian & pertolongan kita kpd diri kita masing-masing, keluarga kita, & masyarakat sekitar kita , BUKAN melipatgandakan pola hidup kapitalisme, materialisme, konsumerisme, & liberalisme);
4. Pembagian (membagi-bagikan sebagian rejeki kita – yaitu sandang, pangan, uang, barang, kepandaian, kesehatan, kedamaian, kebahagiaan, dsb-dsb.- kpd mereka yg sangat membutuhkan, terutama fakir-miskin, yatim-piatu, dsb, BUKAN membagi-bagi fitnah, berita bohong, hasil korupsi, penyalahgunaan narkoba, & semua keburukan ke masyarakat);
5. Pengkwadratan (mengkwadratkan atau melipatgandakan dg berlipat-lipat seluruh kebaikan kepada sesama manusia, yg dimulai dari keluarga, tetangga, saudara, masyakakat sekitar & sesama anak bangsa, BUKAN mengkwadratkan hasil keuntungan kekayaan alam untuk bangsa (perusahaan) asing, sedang anak bangsa sendiri cuma dapet sisanya yg amat sangat sedikit).
Marilah kita renungkan firman Allah dlm al-Quran, tentang “Matematika”:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS al-Baqarah 2:261).
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?” (QS al-Muthaffifiin 83:1-6).
Bermegah-megahan (berlebih-lebihan, rakus) telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim. dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin (mata kepalamu), kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS at-Takaatsuur 102:1-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.