(Sebuah Manuskrip yang berjudul Fi Ma Ja’a’an al-Mahdi. Pemilik pertama manuskrip ini adalah Jadul Maula Khairuddin al-Amin (abad ke 4 H), sedangkan pemilik terakhir adalah Raja Swedia, Carl Gustaf XVI yang dibeli dari cendekiawan Inggris bernama GH. Israel.)
"Terjadi keributan di Makkah‑semoga Allah memuliakannya‑yang menggemparkan dunia, dan huru‑hara besarpun terjadi di kota yang ke sini Nabi melakukan Isra'... dan setiap golongan mempunyai pasukan lain yang pemimpin tersembunyinya adalah Ibn al‑Hasan, al‑Mahdi al‑Amin...”
Terhadap kalimat ini, penyusun manuskrip memberi catatan sebagal berikut:
Diriwayatkan sebuah hadis marfu’ dari Abu Hurairah‑katanya,
"Muncullah satu pasukan besar menuju ke arah Makkah, dan seorang pemuda dari Ahlul Bait, menjadi raja ... Al‑Haram, dan orang‑orang berdesak‑desakan menuju Makkah ... muncul api Hijaz di atas ... dan semua burung menyuarakan kutukan dan mati, dan disegenap, hamparan luas padang pasir Allah menghancurkan seluruh pasukan, dan membangkitkan kaum Muslim atas niat mereka, dan perang antar seluruh dunia yang di situ Allah menolong Imam Mahdi dan merealisasikan kebenaran dengan kalimat‑kalimat‑Nya dan membatalkan yang batil."
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
(Sebuah manuskrip yang tersimpan di Perpustakaan Paus di Vatikan, dengan nomor 96/Turats/Islami/Haram Makki, milik seorang alim bernama al‑Kharsyi bin ’Abdurrahim, salah seorang ulama Madinah al‑Munawwarah abad ke‑9 H. Nama aslinya adalah al‑Harrasy bin Syamsuddin al-Kamil. Di dalam manuskrip itu juga terdapat kalimat yang ditulis Ibn al‑Kamil Syamsuddin, ayah al‑Harrasy, yang menjelaskan sesuatu atau nas‑nas yang terhapus dalam manuskrip.)
Mujahid meriwayatkan dari Janadah bin Umayyah, dari 'Ali‑katanya:
"Pada masa munculnya Imam Mahdi, muncul api sangat besar yang menghancurkan, api ... serangan Tuhan Pemilik Bait ... buruk.1 Mereka melakukan makar paling buruk kepada orang‑orang yang berkuasa,2 dan burung‑burung mengutuk orang‑orang yang berbuat zalim dan orang‑orang ... maka mereka pun dibakar, dan hancur‑lebur,3 ... bersama Tuhan, pasukan itu di segenap hamparan luas padang pasir ... ”
1. Redaksinya memang seperti ini: menggunakan kalimat‑kalimat yang terputus‑putus. Salah seorang dari kalangan cendekiawan mengatakan‑saat menelaah manuskrip ini‑bahwa kalimat‑kalimat terputus‑putus ini mengisyaratkan pada ucapan 'Ali dan putra‑putranya yang terbata‑bata dalarn menuturkan suatu zaman yang meninggalkan zaman lainnya.
2. Di dalarn manuskrip tertulis yahmasun (bertindak bengis). Akan tetapi, dalarn manuskrip itu, kata ini tarnpak kotor dan merupakan penggantian. Pada kata yang dihapus masih tersisa huruf mun (mim‑nun‑waw‑penerj.). Yang dimaksud dengan yahmasun oleh para pengganti kata itu adalah bahwa orang‑orang yang melakukan tindakan bengis kepada mereka jauh lebih jahat ketimbang mereka sendiri. Namun, maknanya tetap tidak berubah, sekalipun dilakukan perubahan seperti itu, dan itu cukup dengan mengganti huruf kaf (pada yahkumun).
3. Di tempat titik‑titik ini terdapat kalimat yang tidak jelas, kecuali beberapa huruf yang tersisa, yang‑bila disebutkan di sini‑saya khawatir akan menimbulkan fitnah. Jadi, mari kita berprasangka baik saja dan menyerahkan urusan ini kepada Allah yang tidak pernah lalai dan tidur.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
(Di dalam manuskrip‑manuskrip kuno disebutkan:)
"Sesudah (munculnya) bintang dengan ekor besar, penduduk Yaman memberikan baiat kepada seorang pemuda dari Bait al‑Haram. Lalu, pemuda itu menjadikan Yaman sebagai surga yang penuh kenikmatan."
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
(Salinan manuskrip yang terdapat di Perpustakaan Kitabkhanah, Turki, yang berada di bawah nama atau nomor urut 3664/Turats al‑Munawwarah, yang ditulis oleh seorang alim asal Madinah yang menetap di kota Nabi ini pada abad ke‑3 H. la bernarna Kildah bin Zaid bin Barakah al‑Madani. Manuskrip itu berjudul Asma al‑Masalik li Ayyam al‑Mahdi al‑Malik li Kulli ad‑Dunya bi Amrillah al‑Malik.)
Dalarn manuskrip itu terdapat kalimat sebagai berikut:
"... Madinah al‑Munawwarah hancur oleh tangan seorang pemeluk Islam yang jahat, yang kejahatannya tiada tandingannya. Ia adalah orang yang menggali lubang. Akhirnya, ia sendiri yang terjerumus ke dalam lubang itu. Akan tetapi, Allah menolak tipu‑muslihatnya, dan mengembalikan akibatnya kepada dirinya, pada masa Penghancuran Dzimmah dan penghancuran agama, dan para penguasa ... berpura‑pura baik ... dan pada hari‑hari fitnah yang menakjubkan karena masuknya (agama lain) ke Jazirah Arab, padahal Nabi saw. telah melarang bertemunya dua agama di dalamnya. Mereka memerintah selama enam1 atau tujuh puluh,2 dan tidak mencapai delapan3 dan sembilan puluh.4 Kehancuran mereka datang dengan munculnya seorang pemuda dari lembah Nil dan keluarnya Shahib al‑Bait menjadi pelindung‑nya, serta pohon-pohon dan kurma‑kurma. "
1. Saya yakin bahwa yang dimaksudkan adalah enam uqud (jamak dari al‑'aqd). Satu'aqd adalah sepuluh tahun.
2. Barangkali yang dimaksudkan adalah tujuh puluh tahun, yang merupakan masa pemerintahan mereka.
3. Saya kira yang dimaksudkan adalah tidak sampai delapan'uqud.
4. Saya kira yang dimaksudkan adalah sembilan puluh tahun. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.