Senin, (15/10/01) yang isinya :
Saudaraku.......
Suratmu sudah kuterima
Aku baik-baik saja disini
Aku masih menikmati teh di pagi
hari dan menikmati matahari
tenggelam disore hari
Mengendalikan bisnis, mengontrol jaringan Al Qaeda di balik gua-
gua Afghanistan
Tenanglah saudaraku di Indonesia
Jadwal kematianku tidak ditulis dipentagon atau gedung putih
Saudaraku.......
Aku menonton aksi aksi kalian di Indonesia dari jaringan TV Al
Jaziira
Aku senang kalian sudah mulai berani bicara
Aku suka kalian sudah bikin bush marah marah
Aku gembira kalian sudah bisa bilang tidak
Aku bahagia kalian sudah belajar jadi singa
Aku terharu kalian miskin miskin tapi mau menyumbang
Aku terheran-heran kalian kecil kecil tapi berani jihad ke
Afghanistan
Aku pikir kalian ini Anak Ajaib
Saudaraku........
Aku mau buka rahasia kepadamu tapi jangan bilang siapa-siapa
Kamu tahu enggak kenapa orang Thaliban sayang kepadaku
Kata mereka ternyata aku lucu
Bocah bocah Afghanistan senang kepadaku karena aku
membawakan mainan "pesawat -pesawat Amerika" buat mereka.
Para pemulung juga suka kepadaku karena rudal-rudal amerika itu
bisa jadi besi tua yang laris.
Orang orang amerika itu terlalu serius
Padahal kita cuma sedang bermain di halaman (surga)
Saudaraku........
Kalau nanti Allah memilihku menjadi syahid, utusanku akan datang
menemuimu membawa sebuah pundi -pundi kecil
Itulah darahku
Siramlah tanah - tanah jihad di negerimu
Tetapi kalau aku bisa mengubur keangkuhan Amerika disini, aku
sendiri yang akan datang ke Indonesia.
Kamu tahu apa yang akan aku lakukan ?
Aku cuma mau investasi di negerimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.