Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Dan Perumpamaan orang Mukmin yang tidak membaca Al-Quran seperti buah korma, tidak wangi dan rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al_Quran seperti buah raihanah baunya enak dan rasanya pahit. Dan Perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al-Quran seperti buah hanzhalah, tidak beraroma dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah SWT telah memberikan banyak kekhususan kepada Rasulullah SAW, diantaranya adalah beliau telah diberikan jawami’ al-Kalim, terkadang keluar dari mulutnya yang mulia kalimat singkat namum Allah SWT berikan pengertian yang amat luas dan penuh makna. Atau ada banyak hadits dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan, namun memiliki pengertian yang amat dalam dan luas pula maknanya.
Dalam hadits di atas ini Rasulullah menggambarkan empat jenis manusia dalam penyikapannya terhadap Al-Quran :
Pertama : Mukmin yang selalu membaca Al-Quran
Jenis pertama ini akan memiliki aroma yang indah lahir dan batin. Dia diumpamakan bagaikan buah utrujah, rasanya enak dan aromanya wangi semerbak. Seorang yang selalu membaca Al-Quran pasti dia akan merasakan ketenangan, kenyamanan jiwa dan hari-harinya akan selalu menyenangkan. Demikian pula orang yang berada di dekatnya, akan merasakan kenikmatan akan keindahan bacaan orang mukmin tersebut. Apalagi kalau dia juga ikut mendengarkannya dengan penuh kekhusyu’an, maka dia akan mendapatkan rahmat Allah SWT. Rasulullah pun berdoa agar Al-Quran dijadikan untuk sebagai penyejuk hatinya (rabi’al qalb). Al-Quran pun pada hari kiamat kelak akan memberikan syafa’at kepada orang gemar membacanya. Diantara hikmah dari dikhususkannya buah utrujah yang memiliki aroma yang enak dan nikmat rasanya dari buah lainnya dari perumpamaan di atas adalah karena kulitnya saja bisa dijadikan obat dan dari bijinya dapat dikelurkan minyak yang memiliki banyak kasiat.
Kedua : Mukmin yang tidak membaca Al-Quran
Orang Mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran maka pada hakikatnya dia telah kehilangan aroma lahir ini. Dia telah kehilangan kenikmatan yang begitu besar. Dia diumpamakan bagaikan buah korma, rasanya enak namun tidak memiliki wangi yang semerbak. Jadi ada sesuatu yang kurang pada diri mukmin tersebut. Bagaimana dia dapat merasakan kenikmatan iman namun Al-Quran jarang dia sentuh atau bisa jadi sama sakali tidak dibacanya, atau dia ingin dijadikan seperti orang yang dibacakan Al-Quran setelah ajal menjemput, seperti kebiasaan sebagian kaum Muslimin yang membacakan Al-Quran kepada orang yang sudah mati?
Ketiga dan keempat : Munafiq yang membaca dan tidak membaca Al-Quran
Orang munafiq yang hakiki adalah orang yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Ada beberapa ciri orang munafiq, diantaranya apabila dia berbicara dia berdusta, bila dia berjanji dia ingkari dan apabila dia diberi amanah dia menyalahinya. Apabila ada orang memiliki sifat tersebut dan dalam hatinya dia mengingkari keimanannya kepada Allah SWT maka dia akan termasuk orang munafiq yang akan ditempatkan di neraka yang pang bawah (fiddarkil asfali minannar) dan kekal di dalamnya. Orang munafiq ini walaupun dia terus berusaha ingin menampakkan keimannya di hadapan manusia maka akan bisa terlihat dari sikap dia terhadap Al-Quran. Walaupun dia membaca Al-Quran tetap saja dia menyembunyikan kekafirannya, maka Rasulullah SAW mengumpamakan dia bagaikan buah raihanah, aromanya semerbak namun rasanya pahit. Tilawah Al-Quran baginya hanyalah sekedar amalan zhahir yang hanya lewat kerongkongannya saja tidak lebih dari itu. Jenis manusia yang keempat lebih jelek lahir dan batin. Dia diumpamakan bagaikan buah hanzhalah, pahit dan buruk rasanya.Jadi hanya orang bodah saja yang akan terpedaya oleh penampilannya.
Sekarang apakah diri termasuk seperti buah utrujah yaitu Mukmin yang suka dan pandai membaca Al-Quran dan suka mengamalkannya? atau malah termasuk tiga jenis manusia lainnya, silahkan tanya diri kita masing-masing. Ataukah mulut dan lidah kita lebih banyak dan suka dibasahi oleh selain Al-Quran? Atau mata kita lebih sering dan suka melihat selain Al-Quran, ataukah telinga kita lebih suka dan sering mendengarkan kata-kata atau ucapan yang sia-sia dan tidak berguna untuk kehidupan di akhirat kelak? Atau apakah kita manusia super sibuk sehingga tidak ada waktu dan lupa untuk belajar dan membaca Al-Quran?…
Ya Allah jadikanlah Al-Quran penerang dan penyejuk hati kami, jadikan lidah kami selalu basah dengan berzikir kepada-Mu, jangan Engkau sibukkan kami dengan segala sesuatu yang dapat melalaikan kami dari berzikir dan membaca kitab-Mu…aamiin. Wallahu a‘lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.