Bahkan diriwayatkan pula bahwa, beliau pernah berkata: Seandainya Allah Ta’ala menjamin bahwa, seluruh manusia akan masuk Surga kecuali satu orang, niscaya aku tetap takut dan khawatir jangan-jangan akulah satu orang yang dikecualikan itu!
Dan satu lagi. Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu adalah satu-satunya sahabat yang diberitahu oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang nama-nama kaum munafik di Madinah saat itu. Nah, karena saking tingginya rasa takut Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu terhadap penyakit hati yang paling menakutkan para sahabat, yakni kemunafikan, maka beliapun datang menemui sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, tentu setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, dan bertanya: “Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan namaku diantara nama-nama para munafikin yang beliau sebutkan kepadamu?”. Dan Hudzaifahpun menjawab dengan singkat: “Tidak!”.
Subhanallah! Begitu besar rasa khauf (takut dan khawatir) sahabat agung Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu kalau-kalau dosa beliau tidak diampunkan oleh Allah Ta’ala, sampai-sampai beliau merasa perlu meminta bantuan anak-anak agar turut beristighfar bagi beliau, dengan harapan istighfar mereka yang tentu belum berdosa itu lebih dikabulkan!
Nah, bagaimana dengan kita dengan dosa yang tentu saja jauh lebih banyak dan menumpuk serta amal ibadah pas-pasan yang pasti jauh lebih sedikit?! Berapa prosen kira-kira rasa khauf yang kita miliki dibandingkan dengan rasa khauf Sayyidina Umar? Apakah sampai 10 %-nya? Ataukah masih lebih rendah lagi?
Allahu Akbar! Betapa luar biasa kejujuran iman sang teladan ini. Begitu besar dan istimewa rasa takut beliau terhadap neraka, padahal beliau tentu sangat tahu bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana dalam banyak riwayat hadits shahih, telah menjamin, menegaskan dan memastikan bahwa, beliau adalah salah seorang ahli Surga!
Mari kita bandingkan dengan tingkat keimanan kita terhadap Surga dan Neraka. Mari kita raba hati kita masing-masing, seberapa kira-kira kadar rasa khauf/takut kita terhadap neraka Allah, dengan kondisi kita yang tanpa jaminan apapun untuk bisa masuk Surga dan selamat dari Neraka, kecuali hanya sekadar rasa raja’ (harapan) kepada luasnya rahmat Allah semata, jika dibandingkan dengan rasa khauf Sayyidina Umar seperti yang tergambar diatas, padahal beliau telah dijamin pasti masuk Surga?
Maa syaa-allah! Betapa ketat muraqabah, pengawasan dan penjagaan Sahabat Umar terhadap kemurnian iman beliau, padahal seluruh ulama Ahlussunnah Waljamaah sepanjang sejarah telah berijmak bahwa, beliau menempai peringkat ketiga diantara seluruh ummat ini dalam derajat keimanan, ketaqwaan dan kebaikan, setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Namun, meskipun demikian, ternyata beliau tetap saja sangat takut dan khawatir kalau-kalau iman dalam hati beliau masih tercampuri dan terjangkiti penyakit kemanunafikan. Sehingga untuk memastikannya, beliau sampai memaksa Sahabat Hudzaifah agar menjawab pertanyaan beliau seperti dalam riwayat dimuka, dimana itu berarti membuka sebagian rahasia Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang hanya diberikan kepada beliau (HUdzaifah) saja terkait nama-nama orang munafik. Oleh karena itu, setelah terpaksa menjawab pertanyaan Sahabat Umar tersebut, Sahabat Hudzaifah pun langsung membuat pernyataan bahwa, beliau tidak akan lagi menjawab pertanyaan serupa dari siapapun setelah itu!
Dan rasa takut yang demikian tinggi terhadap penyakit kemunafikan seperti yang ada pada Sayyidina Umar, memang merata dimiliki oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah seorang ulama generasi tabi’in, Imam Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah pernah berkata: Aku telah bertemu (dan berguru) dengan tiga puluh orang diantara sahabat (Nabi) Muhammad (shallallahu ‘alaihi wasallam), dan aku dapati masing-masing meraka sangat takut dan khawatir jika penyakit kemunafikan sampai menjangkiti hatinya!
Ya Allah! Jaga dan peliharalah iman di hati kami, murnikan dan jauhkanlah ia dari kemunafikan dan segala penyakit hati dan penyakit keimanan lainnya, serta berikanlah hidayah dan taufiq-Mu, ya Allah, kepada kami, agar kami mampu tetap istiqamah dalam upaya menapaki jalan Islam agama-Mu, mengikuti tuntunan sunnah Rasul-Mu shallallahu ‘alaihi wasallam, dan meneladani generasi terbaik diantara hamba-hamba-Mu, para sahabat radhiyallahu ‘anhum, para ulama salafus saleh dan khalafus saleh sekaligus, rahimahumullahu ajma’in!
Ya Allah! Kami sadar bahwa, kami tidak akan mampu mencapai derajat mereka. Tapi kami memiliki rasa cinta dan wala’ yang semoga tulus terhadap para teladan itu semuanya, tanpa kecuali dan tanpa pembeda-bedaan sama sekali (diantara ulama salafus saleh dan ulama khalafus saleh seluruhnya)! Maka, sebagaimana janji dan sabda Rasul-Mu shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa, “Engkau akan bersama yang engkau cintai” (HR. Muttafaq ‘alaih), pertemukanlah kami, ya Allah, dengan mereka, dan himpunlah kami bersama mereka, di bawah naungan rahmat-Mu, dan di dalam Surga-Mu! Aamiin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.