Rombongan yang datang langsung disambut tarian khas Semarang. Kemeriahan terlihat saat memasuki lokasi acara karena telah terpasang spanduk Selamat datang, dan murid-murid SD berdiri di tepi jalan dalam menyambut menteri sosial.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari Undang-undang (UU) No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial dan UU No. 13 Tahun 2011 soal penanganan fakir miskin. Karena itu, program bedah kampung yang berjalan saat ini menjadi salah satu pilihan tepat untuk menuntaskan kemiskinan.
Dalam pidatonya Dr. Salim Segaf Al Jufri menyampaikan hingga tahun 2013 program bedah rumah diharapkan mencapai 1000 titik, yang mana disetiap titik terdapat 100 rumah jadi totalnya ada 100.000 rumah. Beliau juga menyampaikan tujuan dari bedah kampung ini sebagai sarana memupuk semangat gotong royong, unsur masyarakat seperti pemuda, masyarakat yang beda agama, dan beda suku akan diberdayakan sehingga setiap orang akan saling berkenalan, saling mencintai satu dengan yang lain, dan saling menghormati. Hal ini akan mencegah konflik sosial, yang tidak diinginkan.
Dengan adanya bedah rumah, Salim merasa yakin, paling tidak masalah pemukiman kumuh dapat ditanggulangi. Kemudian nantinya, status sosial masyarakat di kawasan itu meningkat. "Namun ada satu permasalahan yang harus ditangani secara tepat oleh pemerintah daerah, yakni masyarakat miskin penyandang cacat,” kata Salim ketika di wawancara di kantor Kecamatan Gunungpati (23/10)
Menurut Salim, pemerintah setempat harus mempunyai solusi yang komperhensif. Pasalnya, penyandang cacat sulit dituntun untuk mandiri. Karena itu, dengan adanya kesadaran warga serta siasat dari pemerintah untuk menyediakan pekerja kesejahtraan sosial sangat diapresiasikanya. Namun, Salim menyatakan, untuk warga yang masih produktif, pihaknya lebih mendorong adanya kelompok usaha bersama.
Acara peresmian berlangsung sederhana namun meriah. Dalam acara ini Dr. Salim melakukan peletakkan batu pertama pada salah satu rumah warga yang akan di bedah. Selain itu, Pria kelahiran Surakarta 58 tahun silam ini juga memperlihatkan kepiawaiannya memasang batako secara berderet pada salah satu rumah warga yang dibedah. Warga Pakintelan pun merasa senang atas apa yang dilakukan oleh bapak menteri. "Ga ada hari TANPA BEDAH KAMPUNG, mudah-mudahan tiap minggu ada selalu” tutur Dr Salim dengan semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.