Rabu, 20 Februari 2013

Siapa Jawara Korupsi Sesungguhnya?



Siapa bilang PKS juara korupsi? Kalau dilihat secara jernih maka ada beberapa fakta di lapangan yang menunjukkan partai lain berhak mendapat juara korupsi.

Apa yang diberitakan oleh Tempo merupakan berita yang sangat diragukan kebenarannya. Dari sisi metodologi tampak bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan dengan ceroboh. Bagaimana mungkin sebuah kebenaran hanya ditentukan dengan persepsi orang perorang. Padahal topik yang dipersepsikan merupakan fakta yang ada dilapangan. Bila menggunakan metoda penelitian yang benar mestinya sumber berita yang digunakan adalah hasil penelitan yang agak mendalam. 
Berita Harian Terbit mengutip Dipo Alam menyebut selama tahun 2012 terdapat 44 partai yang anggotanya “terlibat korupsi”.  Di Kompas 2012 disebut adaa 52. Di situ ditulis bahwa pemenangnya adalah Golkar. Mengapa Golkar karena partai itu telah berkuasa selama puluhan tahun sehingga wajar menjadi pemenang korupsi. Bahkan dalam sebuah acara Outlook Korupsi 2013 seorang peneliti ICW Ipung mengatakan terdapat 14 anggota partai Golkar yang terlibat korupsi. Angka 14 bukanlah angka yang kecil. Bandingkan misalnya dengan PKS tidak ada satupun anggotanya yang terbukti korupsi. 

Menurut Dipo Alam termuat dalam Kompas tanggal 1 Oktober 2012, berdasarkan kenyataan partai-partai terkorup ada enam. Bila diurutkan pertama Golkar (36,36%), kedua PDIP (18,18%), Partai Demokrat (11,36%), PPP (9,65%), PKB (5,11%), PAN (3,97%). Jelaslah Partai Paling Korup bukanlah PKS.

Kiranya data-data itu sudah menunjukkan siapa sesungguhnya jawara korupsi di Indonesia. Masyarakat pasti masih ingat anggota Partai Demokrat yang dipenjara yang bernama Nazarudin. Menurutnya uang yang masuk ke Partai Dermokrat ketika Kongres di Bandung 2010 mencapai 50 milyar. Bila dibandingkan dengan kasus LHI sangat jauh. Sehingga hasil survei yang dipaparkan Tempo sangat menyesatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.