Jumat, 12 April 2013

Ancaman "Bahaya Hijau "



Bahaya Hijau! Demikian istilah yang muncul kepermukaan ketika kaum Zionis Yahudi, Salibis, atau negara negaraBarat khususnya Amerika Serikat melihat kekuatan Islam denganmaraknya aktivitas gerakan Islam di berbagai belahan dunia, sebagaiancaman bagi kepentingan mereka.

"Bahaya hijau" digunakansebagai pengganti "bahaya merah" (komunisme Sovyet) yang telah"kalah" dalam Perang Dingin (The Cold War)
.
Persepsi ancaman Islam, yang menyebabkan Barat memusuhi dan memerangi Islamdan kaum Muslim, sebenarnya bukan hal baru. Khususnya sejak terjadinya Perang Salib,Barat yang notabene kaum Zionis, Salibis, dan Sekularis, melihat betapa Islam merupakankekuatan dahsyat yang dapat menguasai dunia sekaligus mengancam kepentinganmereka, sebagaimana telah dibuktikan sejak masa Khulafaur-Rasyidin hingga KhilafahIslam Utsmaniyah Turki. Karena itulah, Barat senantiasa merancang dan melaksanakanberbagai upaya untuk melemahkan Islam dan para pembelanya, antara lain melalui invasipemikiran dan kebudayaan serta demonologi Islam, karena mereka menyadari tidak akandapat menguasai dunia Islam dengan jalan peperangan militer.

Ketika kita akan memasuki ambang millennium ketiga Masehi, banyak futuris danpengamat melontarkan pemikirannya tentang apa yang bakal terjadi pada masamendatang atau bagaimana wajah dunia pada usianya menapaki keseribu tahun ketiga itu,dengan warna utama benturan kepentingan yang kian keras antara Barat dan Islam. 

misalnya, mengatakan bahwa di ambang millennium mendatang, dua peradaban global tampaknya akan berhadapan dalam suatu konfrontasi kompleks disegala tingkat aktivitas manusia. Peradaban yang satu berpangkal di negara negara Muslim(dunia Islam), sedangkan yang lain di dunia Barat (terutama Amerika Serikat dan EropaBarat). 'Para pengamat telah melihat konfrontasi ini sebagai suatu malapetaka danmenyebutnya perang suci terakhir, tulis Ahmed.Apa yang dikemukakan antropolog Muslim asal Pakistan itu tentu saja senadadengan atau mengingatkan kita kepada tesis Samuel E. Huntington yang menghebohkandan diekspos berbagai media massa, yakni tentang "benturan peradaban" (clash of civilizations).

Menurut pakar politik dari Harvard University AS itu, pada masa depan akanterjadi konflik peradaban antara Barat dan Islam yang beraliansi dengan Konfusianisme diAsia.Isu konflik Barat-Islam memang menghangat sejak kolapsnya komunisme (UniSovyet). Pasca-Perang Dingin, dunia Barat melihat Islam sebagai kekuatan baru yang menjadi ancaman mereka. Islam adalah The Green Menace(Bahaya Hijau) sekaligus thenext enemy (musuh berikutnya) bagi Barat. Terlebih lagi pasca-Perang Dingin kian marakbermunculan fenomena kebangkitan Islam berupa peningkatan intensitas dan aktivitasgerakan (politik) Islam di berbagai belahan dunia Islam. Ada pendapat bahwa semangatPerang Salib kembali berkobar. Memang, "Adalah kesalahan fatal bila menyangka semangat Perang Salib telah punah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.