Minggu, 16 Desember 2012

Analisis Intelijen Amerika: Masa Depan di Palestina Milik Hamas



Sebuah analisis intelijen Amerika menegaskan bahwa pimpinan-pimpinan bangsa Palestina tunduk kepada perubahan besar yang terjadi di gerakan Hamas yang popularitasnya naik. Sementara pesaingnya Fatah mengalami penurunan terus menerus.

Analisis yang dilansir oleh portal Startfort Intelejencia Internasional Stratfor Global Intelligence yang dikepalai oleh George Fridman, dosen di akademisi pertahanan nasional Amerika bahwa kunjungan Mahmud Abbas dan Ketua Biro Politik Hamas, Khalid Misy’al ke Turki belakangan menunjukkan usaha kedua kedua pihak untuk mengakhiri perpecahan.
Analisis menegaskan, sebenarnya Israel bisa mencegah naiknya popularitas Hamas namun hal itu tidak mungkin dilakukan di tengah situasi Arab Spring dan naiknya kelompok Islam sehingga popularitas Hamas makin tak terbendung. Bukti naiknya popularitas Hamas adalah selama agresi Israel ke Jalur Gaza  terakhir pada November lalu.

Analisis menambahkan, kunjungan Misy’al ke Gaza pasca agresi Israel setelah sebelumnya dilarang selama setengah abad kira-kira menambahkan dukungan kepada Hamas terutama larangan itu berlaku selama di pemerintahan rezim Husni Mubarak.
Apalagi Hamas kini makin diakui oleh pemain di wilayah regional kepada Hamas seperti Doha, Amman, dan negara-negara Arab lainnya.

Analisis Amerika ini mengisyaratkan, Misy’al berhasil menguatkan Hamas selama Miladnya sepekan lalu yang dihadiri oleh delegasi-delegasi dan tokoh penting luar negeri ketika sang pemimpin itu menegaskan bahwa kini sudah waktunya Hamas dan Fatah mengakui kesalahannya dan kembali kepada persatuan. Hamas pun mendukung Palestina sebagai negara non anggota di PBB.

Selama ini usaha menyatukan Fatah dan Hamas berakhir gagal karena keberpihakan negara-negara Arab kepada kepentingan Fatah, kecuali Damaskus dan Teheran namun Arab Spring mengubah segalanya.

Selain itu, Turki juga menekan Abbas agar mengambil inisiatif dalam urusan internasional dan memberikan peluang kepada Hamas terutama di Tepi Barat agar bermain peran dalam urusan pemerintah dalam negeri.

Abbas yang berkunjung ke Turki juga sadar benar akan dukungan Turki kepada Hamas dan kemampuannya untuk bekerja bersama-sama dengan Fatah dan tidak boleh mengesampingkan Hamas.

Bahkan Fatah dan Hamas sepakat memberikan izin memperingati milad Hamas ke-25 di Tepi Barat dan sebaliknya Fatah juga akan memperingati miladnya bulan depan di Gaza.

Menurut analisis intelijen Amerika ini, Fatah memanfaatkan kemenangan Hamas dengan memperkuat sikapnya ke PBB.

Pada saat Hamas naik popularitasnya, Fatah justru kini identik dengan tokoh-tokoh tua dan korup.

Analisis ini menegaskan, Israel menyadari bahwa Hamas akan kembali menanjak popularitas secara bertahap di wilayah Palestina karena perubahan-perubahan politik di kawasan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.