Senin, 14 Mei 2012

Inilah Tiga Pesepakbola Muslim Teladan



Inilah Tiga Pesepakbola Muslim Teladan

Musim ini terdapat puluhan pemain sepakbola profesional Muslim yang mengadu nasib di berbagai liga di Eropa. Banyak di antara mereka yang sukses meniti karier di sana, tanpa harus mengikuti kultur dan tabiat warga lokal.

Keteladanan para pemain Muslim itu layak diapresiasi. Mereka tidak berkilah dengan alasan demi mengejar kata profesional agar bisa bersaing dengan pemain mancanegara lainnya. Contohnya, gelandang Manchester City yang menolak dengan sopan ajakan rekannya untuk meminum sampanye guna merayakan kemenangan.

Masih banyak contoh lain yang layak diungkap. Berikut beberapa teladan yang ditunjukkan pemain itu.
1. Ibrahim Afellay Pemain yang memperkuat Barcelona ini memiliki identitas Muslim yang cukup jelas, baik secara fisik maupun tingkah laku. Dia memiliki wajah khas jazirah Arab dan berkepribadian santun. Mantan gelandang serang PSV Eindhoven ini dianggap sebagai salah satu pemain berbakat dalam persepakbolaan Belanda.

Ia pernah memperoleh penghargaan sebagai pemain terbaik Eredivisie Liga Belanda pada musim 2007-2008. Ibrahim Afellay terpilih sebagai "Muslim van Het Jaar" atau Muslim Teladan di Belanda. Kini Afellay berpotensi menjadi pemain masa depan timnas Oranye.

2. Frank Ribery yang menjadi kreator serangan timnas Perancis memiliki ciri terdapat goresan luka di wajahnya. Ribery adalah mualaf dan memeluk Islam setelah meminang istrinya yang keturunan Perancis-Aljazair.

Ribery semakin menjadi idaman pendukungnya setelah berkata, "Saya berdoa lima kali sehari, saya melakukannya karena itu memungkinkan saya untuk dilepaskan dan saya merasa lebih baik setelahnya." Sontak ucapannya itu menjadikan dia sebagai Muslim yang taat sebab tidak pernah untuk lupa berdoa setiap menjelang pertandingan dimulai.

3. Sulley Muntari, Saat ini dia berstatus sebagai pemain pinjaman AC Milan dari Inter Milan. Gelandang timnas Ghana ini merupakan sosok pemain Muslim yang rajin menjalankan perintah agama. Sebagai contohnya, ketika Seri A Liga Italia bergulir di bulan Ramadhan, dia lebih memilih tetap berpuasa daripada membatalkannya.

Pelatih Inter kala itu, Jose Mourinho pernah mengingatkannya agar ia tidak berpuasa, namun Muntari tetap pada pendiriannya dan terbukti penampilannya di lapangan tidak menurun gara-gara berpuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.