Selasa, 25 Juni 2013

Kisah Lincoln Istri Presiden Turki


TURKI-Hayrunnisa Gul, istri Presiden Abdulloh Gul, menceritakan kisah keluarga dan kesulitan yang dihadapinya paska terpilihnya Abdullah Gul sebagai presiden Turki sangat mirip dengan kisah mantan Presiden AS Abraham Lincoln.

Pernyataan tersebut datang saat berbicara dengan wartawan di provinsi Erzurum timur Selasa pada kampanye yang bertajuk “Talking Books.”
“Saya dan suami jarang memiliki kesempatan untuk menonton film. Namun, kami akhirnya berkesempatan untuk menyaksikan film “Lincoln”, drama sejarah Amerika yang  diproduksi oleh Steven Spielberg pada tahun 2012.” kata Hayrunnisa.

Film ini menceritakan upaya Presiden Lincoln untuk melakukan amandemen ke-13 Konstitusi Amerika Serikat pada bulan Januari tahun 1865. Amandemen ini secara resmi menghapus perbudakan di negara itu.

“Ada banyak kesamaan antara cerita Lincoln dan keluarga kami,” ujar ibu negara yang berhijab ini usai menonton “Lincoln”.

“Saya pikir semua negara melewati proses dan pengalaman yang sama selama waktu tertentu. Ada beberapa momen yang menunjukkan ketika Lincoln bersama istrinya dan saya menempatkan diri pada posisi mereka. Aku melalui hal-hal yang mirip dengan mereka.” katanya.

Ketika Menteri Luar Negeri Abdullah Gül mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden pada tahun 2007, kalangan sekuler di militer Turki dan masyarakat sangat menentang pencalonan Gul karena istrinya mengenakan jilbab.

Kalangan ini melihat jilbab sebagai ancaman terhadap rezim sekuler. Rapat umum diselenggarakan di berbagai tempat menyusul pencalonan tersebut, dan militer Turki merilis sebuah memorandum terhadap Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang telah mengusung Gül dan mengancam akan mengambil segera mengambil tindakan.

Setelah terpilihnya Gül, komandan militer dan partai oposisi utama, Rakyat Republik (CHP), memboikot kegiatan yang diselenggarakan di Istana Çankaya karena jilbab istrinya.

“Sekarang, kita bicara tentang mendidik anak perempuan. Dulu kita lewati hari-hari dimana kita sangat sedih dan patah hati. Namun, syukur kepada Allah, Turki telah menghilangkan pemisah itu (larangan jilbab-red),” katanya lagi.

Pemakaian jilbab di universitas dilarang hingga 2010 di Turki. Banyak perempuan yang mengenakan jilbab harus berhenti sekolah karena larangan itu atau harus ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan mereka. Sabagaimana yang terjadi pada putri  PM Turki yang harus melanjutkan pendidikannya di Amerika hanya untuk mempertahankan jilbabnya.(eramadina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.