Jumat, 10 Mei 2013

Kisah Nelayan yang Hidup Dengan Baik dan Seorang Bankir



Seorang Bankir sedang berada di dermaga pesisir sebuah desa. Sebuah perahu kecil dengan hanya seorang nelayan berlabuh. Di dalam perahu kecil itu ada beberapa tuna sirip kuning ukuran besar. Si Bankir memuji kualitas ikan yang ditangkap nelayan itu dan bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menangkap mereka.

Nelayan itu menjawab, “Hanya sebentar.”
Si Bankir kemudian bertanya, “Kenapa Anda tidak keluar lebih lama dan menangkap lebih banyak ikan?”
Sang Nelayan menjawab, “Segini saja saya sudah punya lebih dari cukup untuk kebutuhan keluarga.”
Si Bankir kemudian bertanya, “Tapi apa yang Anda lakukan dengan sisa waktu Anda?”

Sang Nelayan berkata, “Saya tidur larut malam, memancing sebentar, bermain dengan anak-anak, tidur siang bersama istri, jalan-jalan ke desa setiap petang dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Saya memiliki kehidupan yang padat dan sibuk.”

Si Bankir mengejek, “Saya seorang lulusan MBA Harvard dan bisa membantu Anda. Anda harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk memancing, dan dengan keuntungannya, beli perahu yang lebih besar. Dengan keuntungan dari perahu yang lebih besar, Anda bisa membeli beberapa perahu lagi. Nanti, Anda akan memiliki armada kapal Nelayan.

Daripada menjual hasil tangkapan ke tengkulak, sebaiknya Anda menjual langsung ke tempat memproses. Nanti anda bisa buka pabrik pengalengan sendiri. Anda akan mengontrol produk, pengolahan dan distribusi. Lalu Anda perlu meninggalkan desa Nelayan ini dan bergerak ke sebuah kota besar dan akhirnya ke kota di mana Anda akan menjalankan perusahaan Anda yang terus berkembang. “
Sang Nelayan bertanya, “Berapa lama sampai itu terjadi?”
Si Bankir menjawab, “Sekitar 15 sampai 20 tahun.”
“Setelah itu apa?” tanya Sang Nelayan.

Sang Bankir tertawa, ini adalah bagian yang terbaiknya menurutnya. “Ketika waktunya tepat Anda akan mengumumkan IPO dan menjual saham perusahaan kepada publik dan menjadi sangat kaya, Anda akan membuat milyaran.”

“Milyaran? … Untuk apa?”
Sang Bankir mengatakan, ” Anda akan pensiun. Pindah ke sebuah desa Nelayan kecil di mana Anda dapat tidur larut malam, memancing sebentar, bermain dengan anak-anak, tidur siang bersama istri, jalan-jalan ke desa setiap petang dan menghabiskan waktu dengan keluarga.”[UGT]
Sumber: Muslimahzone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.