Selasa, 26 Februari 2013

Belajar Konsekuen dari Perilaku Hidup Lebah



Semut, tubuh mungil bersahaja tapi berjiwa besar dan lebah yang pintar serta ulet dalam bekerja adalah komunitas serangga yang memiliki karakteristik berbeda namun di sisi lain memiliki persamaan. Karena kehidupan semut dan lebah begitu banyak pelajaran (ibrah) yang dapat dipetik, Allah mengabadikan nama mereka dalam kitab suci Al-Qur’an An-Naml (semut) dan An-Nahl (lebah).

Kedua serangga tersebut hidup dalam sebuah komunitas yang memiliki struktur organisasi yang rapih.  Memiliki pemimpin yang dikenal dengan sebutan “Ratu Semut” dan “Ratu Lebah”. Dalam struktur organisasinya, mereka membentuk divisi-divisi yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda.

Bidang Pertahanan dan Keamanan bertugas mengamankan dan mempertahankan komunitas masyarakatnya dari ancaman  yang datang dari luar, Bagian Pengadaan Pangan bertugas mengumpulkan bahan pangan untuk stok persediaan pangan yang disimpan dalam gudang logistik yang disediakan khusus. Begitu juga Bidang Konstruksi yang bertugas merancang bangun gedung hunian yang layak, aman dan nyaman. Dan bidang-bidang lainnya.
Lebah selalu mencari rezeki yang bersih, hinggap di pepohonan yang sedang berbunga untuk menghisap nektar dan diolah menjadi madu. Sebagimana kita ketahui madu lebah sudah teruji secara medis adalah obat berbagai penyakit,  dan sangat banyak manfa’atnya untuk manusia.

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan. Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Seseungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 68-69)

Dua ayat di atas menjelaskan secara detail dan ilmiah yang diungkap oleh ilmu pengetahuan modern tentang cara hidup jenis serangga ini sangat unik. Lebah adalah serangga kecil yang  mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar yang tak terbayangkan sebelumnya. Setiap pekerjaan tersebut memerlukan perkiraan dan perancangan khusus. Sungguh mengagumkan bahwa kecerdasan dan keahlian yang demikian ini ada pada setiap ekor lebah. Namun, yang lebih hebat lagi adalah ribuan lebah bekerjasama secara teratur dan terancang dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama, dan mereka melaksanakan pembagian kerja mereka dengan sungguh-sungguh.

Kesukaran terbesar dalam mengorganisasikan sekelompok orang untuk bekerja secara bersama adalah penyiapan jadual kerja serta pembahagian tugas dan tanggung jawab. Dalam sebuah kilang, misalnya, terdapat struktur jabatan yang tersusun di mana para pekerja melapor kepada penyelia, para penyelia melapor pada pengurus, para pengurus melapor pada pengurus besar dan pengurus besar melapor kepada Pengarah. Pengoperasian kilang yang berkesan memerlukan banyak tenaga kerja dan dana; pembuatan rancangan jangka panjang dan pendek; serta pengumpulan data statistik. Pengeluaran dilakukan berdasarkan perancangan pengeluaran yang telah disiapkan sebelumnya, dan pengawasan kualiti dilakukan di setiap peringkat. Setiap pengurus besar dan pengarah memperoleh pendidikan dan kemahiran khusus dalam jangka waktu tertentu sebelum ditempatkan pada kedudukan masing-masing.

Akan tetapi, setelah segala syarat ini dipenuhi dan sistem organisasinya telah terbentuk, hanya beberapa ratus tenaga kerja saja yang mampu bekerja dalam teamwork secara harmoni. Demikianlah, pembentukan kerja sama di antara beberapa ratus manusia cerdas dengan gagasan mereka masing-masing memerlukan perancangan yang rumit dan kos mahal. Namun, puluhan ribu lebah mampu membina sistem organisasi sempurna yang tak tertandingi oleh masyarakat manusia. Tidak seperti manusia, lebah tidak mendapatkan pendidikan atau kemahiran apapun. Begitu lebah lahir, ia dengan segera melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.

Tidak ada keraguan, tidaklah mungkin lebah itu sendiri yang melakukan perkiraan berdasarkan kecerdasannya sendiri. Ini adalah bukti nyata bahwa setiap fase dalam hidupnya, lebah tunduk pada hikmah dan kekuasaan Penciptanya. Lebah menjalani setiap saat dalam hidupnya dengan ilham yang diberikan oleh Pencipta Yang Maha Kuasa. Wallahu ‘alam. (SA/dikutip dari berbagai milis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.