Rabu, 11 April 2012

Kunci Rahasia “Pertahanan” Jalur Gaza Adalah Tarbiyah Islamiah






Suasana panas serangan Israel pada Januari 2007 itu membuat semua sumbu perekonomian di Jalur Gaza lumpuh. Hari itu masih pagi, setengah sisa sandwich semalam masih sayang untuk dibuang. Bekal untuk sekolahpun sudah siap. Remaja pemilik sandwich itu akhirnya memberikan sisa makanan itu kepada sang Ibu. Awalnya sang ibu menolak, namun akhirnya menerima juga. Wanita ini bersama adik adik perempuannya belum makan sejak 2 hari dan hanya meminum air. Hari itu, sang Ibu lalu melarang anak-anaknya pergi ke sekolah.



“Percuma kamu ke sekolah, kondisi sedang perang. Kemungkinan sekolah juga tutup. Ibu mengkhawatirkanmu, tinggallah di rumah dulu,” ujarnya.



Namun, sang anak menolak karena ia merasa harus tetap menuntut ilmu.

“Ummi aku harus menuntut Ilmu, aku tak takut kepada rudal Israel. Lagipula aku mau mencari bahan makanan untuk di rumah. Peganglah sandwich ini, Insya Allah aku masih kenyang.” Setelah menjelaskan ke Ibunya, anak itupun berangkat ke sekolah bersama dengan ketiga temannya,

Sekitar 20 meter dari rumahnya, serangan udah Israel datang menghampiri. Sejarah menutup amal sandwichnya dengan sebuah syahid. Anak itu dipanggil Allah bersama ketiga temannya oleh rudah pesawat tempur Israel.

Kisah-kisah memilukan itu langsung oleh Jomah M Al Najjar, seorang warga Palestina, yang juga aktif di Palestinian Welfare House (PWH) kepada dalam silahturahim dengan Forum Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Jakarta (07/04/2012).

Kepada media ini, Jomah menceritakan bagaimana perjuangan anak-anak Palestina menghadapi kekejaman Zionis-Israel. Mereka tak hanya tertunda mencari ilmu, bahkan harus terancam nyawanya dan bertahan dari kelaparan akibat blokade Zionis.

“Anak anak kami bertahan dari lapar, musim berganti musim kami melewatinya tanpa mengeluh. Kami tidak menjadi cengeng karena semua ini. Kami justru tumbuh menjadi orang – orang yang tangguh di Jalur Gaza,” jelas Jomah.

Menurut Jomah, tidak ada yang bisa membantu perjuangan Gaza yang utama selain pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala. Kekuatan akidah, penegakan syariat, menghafalkan al-Qur’an adalah nilai nilai yang terus dibangun dan dijaga di Jalur Gaza.

Tarbiyah Islamiah

Meski Jalur Gaza telah lama di bawah tekanan. Jomah menceritakan rahasia mengapa gerakan seperti Hamas dan masyarakat Palestina bisa kuat bertahan dari tekanan dan makar Zionis.

“Hamas memiliki sistem tarbiah yang komprehensif. Sebelum seorang berangkat ke medan jihad. Mereka mentarbiah diri dengan pemahaman Islam dan keutamaan mendekatkan diri kepada al-Qur’an adalah nilai – nilai yang terus di jaga. Kunci rahasia dari masyarakat Jalur Gaza ada pada tarbiyah Islamiah,” ujarnya kepada hidayatullah.com.

Selain itu, menurut Jomah, perjuangan Palestina bukan hanya sebatas kemanusiaan tapi juga yang lebih utama adalah masalah akidah Islamiah.

“Israel telah merampas tanah kami sejak zaman deklarasi balfour. Kini keadaan sudah berubah, Gaza bukanlah sebuah Negara. Ia hanya sebuah kota kecil. Dan jika kami bisa kuat dan bertahan dalam melawan Israel itu karena nashrullah (pertolongan) dari Allah, karena itulah kami selalu menjaga nilai nilai Islam di tiap keluarga Islam di Jalur Gaza,” tambahnya.

Saat dimintai pendapat tentang usulan beberapa orang tentang berdamai dengan Israel, ia menjawab dengan tegas.

“Di mana otak orang Islam yang melakukan kesepakatan damai untuk mengakui Negara Israel? Apa Yang akan mereka pertanggung jawabkan di hadapan Allah kelak? Tanah suci mereka dirampas dan saudara-saudara mereka telah dibunuh puluhan tahun,” tambahnya.

Menurutnya, bagi warga Gaza, Palestina bukan tanah kemanusiaan. Tapi dia tanah Islam, karena itu menurutnya perang di Jalur Gaza adalah perang agama. Dan karena semangat keislaman itulah Allah selalu mengawal Gaza dengan kemenangan melawan Zionis-Israel. Dan kemerdekaan Palestina itu sejatinya baru akan ada jika Israel sudah dihapus dari peta dunia, demikian, tutup laki – laki lelaki yang kini sedang mengurus masalah pengadaan kebutuhan air bersih di Jalur Gaza Ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.